BAB 3
MUSIK TRADISIONAL
https://pixabay.com/id/photos/angklung-alat-musik-tradisional-376513/
Musik, sebagai salah satu cabang seni, tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan manusia. Sebagai bagian dari kehidupan manusia, musik terdapat dalam setiap
kelompok masyarakat di seluruh dunia, Barat, dan Timur. Musik dapat dipandang
sebagai kebutuhan ekspresif manusia, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan
kemampuan manusia untuk mengekspresikan perasaan, emosi, atau gagasannya
tentang kehidupan.
1. Pengertian Musik
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mendengar musik, seperti di rumah, sekolah, mall, tempat-tempat rekreasi, dan
lain-lain.
Pengertian musik secara umum yaitu :
Musik adalah bunyi yang disukai oleh
manusia.
Musik adalah bunyi yang terdiri dari ritmik
dan melodi yang teratur.
Musik adalah bunyi yang enak untuk didengar
(Schafer, 1995).
Berdasarkan definisi “musik adalah bunyi
yang disukai manusia” maka memandang bahwa jazz merupakan musik, sedangkan
dangdut mungkin tidak disukai akan kamu anggap sebagai ‘bukan musik’
Bagaimana dengan definisi kedua, “musik
adalah bunyi yang terdiri dari ritmik dan melodi”? Bagaimana pendapat kamu
tentang definisi ini? Coba kamu cari dokumentasi audio dari internet atau
sumber lain tentang musik yang banyak dimainkan oleh kelompok-kelompok
masyarakat misalnya di Afrika atau Irian. Mereka seringkali memainkan
instrumen-instrumen perkusif atau instrumen tidak bernada, seperti gendang atau
drum, tepukan tangan, atau hentakan kaki, yang menghasilkan bunyi ritmis tanpa
melodi.
“musik adalah bunyi yang enak untuk
didengar”? “Enak” merupakan suatu konsep yang memiliki makna yang berbeda pada
masing-masing orang. Coba kamu bandingkan musik yang terdengar di telinga
dengan rasa pedas pada suatu jenis makanan yang dirasakan oleh lidah kita. Bagi
sekelompok orang yang terbiasa dengan rasa pedas, makanan itu dikatakan ‘enak’
karena mereka terbiasa dengan rasa pedas itu. Namun, rasa pedas dapat dirasakan
‘tidak enak’ oleh kelompok orang lain karena mereka tidak biasa dengan rasa
pedas itu. Begitu juga dengan musik yang terdengar enak di telinga untuk jenis
tertentu bagi yang menyukainya.
Musik Tradisional adalah musik yang hidup
dan berkembang secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Dengan istilah
lain musik tradisional disebut karawitan. Karawitan merupakan kesenian daerah
yang diwujudkan dalam bentuk bahasa bunyi. Sebagaimana diungkapkan Suryana
dalam Budiwati (1985) Karawitan adalah musik daerah-daerah di Indonesia. Musik
adalah salah satu cabang kesenian yang mempergunakan bunyi, suara, dan nada
sebagai bahan bakunya (substansi dasar). Hampir di seluruh wilayah Indonesia
mempunyai seni musik tradisional yang unik dan khas. Jenis musik yang tumbuh
dan berkembang di masing-masing daerah itu memiliki kekhasan dan keunikan
sebagai ciri budayanya, hal itu dapat dilihat dari teknik permainannya, bentuk
penyajiannya, fungsinya, maupun organologi bentuk alat musiknya, seperti
gamelan dari Sunda, Jawa, dan Bali, Gambang Kromong dan Tanjidor dari Betawi,
Tarling dari Cirebon, Gondang dari Sunda dan Batak, Tarawangsa dan Angklung
dari Sunda, Kolintang dari Sulawesi Utara, Talempong dari Sumatera, Safe dari
Kalimantan, Tifa Totobuang dari Maluku, Bijol dan Sasando dari Nusa Tenggara
Timur, Pa’bas dari Toraja Sulawesi Selatan, dsbnya. Musik tradicional ini
menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat, yang perlu
ditumbuhkembangkan dan dilestarikan serta dipertahankan nilai-nilai estetisnya
untuk menambah perbendaharaan seni yang ada di masyarakat.
2. Musik Sebagai Simbol
·
Simbol Musik
Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terdiri dari beragam kelompok masyarakat. Keberagaman kelompok masyarakat di
Indonesia tersebut berdampak pula pada keberagaman hasil kebudayaan. Salah satu
hasil kebudayaan dari setiap kelompok masyarakat adalah seni, termasuk musik.
Musik, seperti halnya cabang seni lain,
sangat sarat dengan simbol-simbol tertentu yang berhubungan erat dengan makna
tertentu dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Simbol-simbol tersebut tampak
pada karakter bunyi yang dihasilkan oleh instrumen-instrumen tersebut
(musikal), termasuk vokal/suara manusia. Secara musikal, simbol-simbol musik
dapat tampak pada elemen-elemen di dalamnya, seperti tinggi-rendahnya nada,
ritme, dinamika, atau tempo.
Masing-masing elemen musik sebagai simbol
musik.
§ Pertama,
nada atau melodi yang diproduksi oleh instrumen, termasuk suara
manusia atau vokal. Misalnya, bagaimana kamu memaknai suara tinggi, nyaring,
atau melengking (seperti kicauan burung, sirene ambulan, suara bel sepeda) dan
suara rendah (seperti suara instrumen bas).
§ Simbol
musik selanjutnya adalah ritme.
§ Simbol
musik juga dapat dilihat dari dinamika musik/bunyi.
Rangkaian bunyi yang awalnya terdengar lembut yang semakin lama semakin
keras (crescendo)
Rangkaian bunyi yang awalnya terdengar keras tetapi semakin lama semakin
lembut, bahkan menghilang (decrescendo)
§ Tempo
juga dapat dipandang sebagai simbol musik.
Simbol musik juga dapat dilihat dari aspek nonmusikalnya. Salah satu
contoh simbol nonmusikal adalah instrumen musik berdasarkan pada bentuk, bahan
pembuat instrumen, warna, atau ornamen-ornamen yang tampak pada instrumen
tersebut. Salah satu contoh bentuk simbol ditinjau dari bahan dasar
instrumennya adalah instrumen tradisional masyarakat Sunda, seperti suling Sunda,
baik suling Sunda lubang enam maupun lubang empat.
Selain suling, instrumen musik tradisional Sunda yang terbuat dari bambu
adalah angklung. Dalam masyarakat Sunda, angklung terdiri dari beberapa jenis.
Salah satunya adalah jenis Angklung Sunda/Indonesia, yaitu jenis angklung yang
seringkali kita lihat dalam pertunjukan-pertunjukan musik. Dalam proses
permainan musik angklung, pemain ada yang memegang satu buah angklung, tetapi
dapat pula satu orang pemain dapat memegang banyak nada.
Instrumen yang terbuat dari bambu, misalnya, tidak hanya ditemukan di
Indonesia, tetapi digunakan pula di banyak negara lain, seperti;
·
Filipina (marimba, angklung, tumpong),
·
Thailand (khene),
·
Vietnam (Dan Bau),
·
Arab (nay atau serunai Arab),
·
Jepang (shakuhachi), dan
·
Cina (dizi).
Ditinjau dari aspek musikal, bunyi yang dihasilkan dari instrumen dari
bambu dipandang dapat lebih mengekspresikan gagasan mereka untuk berinteraksi
dalam masyarakat.
Bunyi instrumen yang terbuat dari bambu seringkali dipandang menghasilkan
bunyi yang ‘indah’ oleh masyarakat pendukungnya. Misalnya masyarakat Sunda,
penilaian ‘indah’ terhadap bunyi yang dihasilkan oleh angklung tersebut tidak
dapat dilepaskan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat Sunda.
Masyarakat Sunda dikenal sebagai masyarakat yang akrab atau dekat dengan
lingkungan alam.
·
Nilai Estetika
Musik
Sebagaimana dikatakan Sedyawati (1993) bahwa: “Nilai seni memiliki arti
sebagai nilai budaya yang didapatkan khusus dalam bidang seni yang berkenaan
dengan hakikat karya seni dan hakikat berkesenian”. Merujuk pandangan itu kita
dapat memaknai bahwa kesenian khususnya seni musik merupakan simbol dari suatu
hasil aktivitas manusia didalam menjalani kehidupannya, dan hasil kreativitas
bermusik yang memiliki nilai estetis. Nilai estetis yang identik dengan
keindahan itu, terkandung dalam konteks seni musik tradisional, memiliki ciri
garapan berdasarkan pola-pola yang sudah baku. Seni musik tradisional juga
merupakan sebuah konfigurasi gagasan dan symbol kekuatan yang melampaui
batas-batas realitas hidup yang ada, karena melalui pernyataan rasa estetis dan
gagasan itulah musik dapat dijadikan sebagai ciri identitas budaya masyarakat
pendukungnya. Jika kita mengkaji fenomena-fenomena seni musik tradisional yang
tumbuh dan berkembang di wilayah Indonesia, baik berupa lagu maupun alat musik
atau instrument, senantiasa akan merujuk pada sociocultural masyarakat pendukungnya,
yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan estetis, selain dapat
dipergunakan dalam berbagai kepentingan seni budaya mulai dari kegiatan ritual
keagamaan sampai kepada hiburan dan pertunjukan.
Simbol tidak hanya tampak pada instrumen, tetapi juga pada suara manusia.
Sekarang, mari kita dengarkan melodi awal dalam lagu Keroncong Kemayoran yang
digolongkan ke dalam genre musik keroncong.
3. Jenis Musik Tradisional
Dalam konteks estetik, jenis seni musik
baik musik barat maupun musik tradisional merupakan bahasa simbolik yang
bersifat dinamis. Secara umum bahasa musik dapat digolongkan menjadi tiga
bentuk penyajian yaitu musik vokal, musik instrumen, dan musik campuran.
·
Musik vokal adalah seni suara yang dihasilkan
melalui mulut manusia.
·
Musik Instrument adalah seni suara yang
dihasilkan oleh suara alatalat musik atau media bunyi-bunyian.
·
Seni musik campuran adalah seni suara yang
dihasilkan dari paduan seni suara vokal dan bunyi instrumen.
Dilihat dari segi pergelarannya, seni karawitan atau musik tradisional
dapat dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu:
·
Karawitan Sekar adalah seni suara, atau
vokal daerah yang diungkapkan melalui suara mulut manusia yang bersentuhan
dengan nada, bunyi atau instrumen pendukungnya. Sekar merupakan pengolahan
suara yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat berhubungan
langsung dengan indra pendengaran. Fungsi sekar secara khusus adalah
memformulasikan dan mengungkapkan ungkapan perasaan melalui kata dan senandung
dengan media seni suara manusia sebagai penghantarnya.
·
Karawitan Gending adalah seni suara yang
diungkapkan melalui alat musik daerah, atau alat bunyi-bunyian. Arti Gending
itu sendiri merupakan susunan nada-nada yang mempunyai bentuk yang teratur
menurut konpensi tradisi. Menurut Machyar Angga Kusumadinata seorang tokoh
karawitan Sunda mengatakan “gending ialah aneka suara yang didukung oleh
suara-suara tetabuhan”. Pengertian dari tetabuhan tersebut tidak terbatas pada
alat-alat gamelan saja, akan tetapi alat-alat non gamelan pun terdapat di
dalamnya, seperti siter/ kecapi sebagai musik petik, calung, angklung, alat
perkusi, alat alat musik tiup dan alat musik gesek.
Musik instrument dalam istilah karawitan disebut gending dapat
diklasifikasikan berdasarkan cara produksi suara dan sumber bahan yang berbunyi
yaitu:
- chardophone yaitu kelompok alat musik yang sumber bunyinya dari dawai
(kawat atau snar),
- idiophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari badan alat musik
itu sendiri, yang terbuat dari bahan perunggu, besi, kayu,
- membranophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari kulit atau
paber glass,
- aerophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari udara,
- electrophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari aliran listrik
– electronic.
Selain itu musik instrumen dapat dilihat dari Cara memainkannya atau
membunyikannya, dikarenakan dalam seni musik tradisional, alat musik sangat
beragam, yaitu bisa disajikan dengan cara dipukul, dipukulkan, dipetik,
ditepuk, ditepak, digoyang, ditiup, diisap, dan digesek. Selanjutnya musik
tradisional itu dapat dilihat dari Cara pengolahan suara atau nada, yaitu
dilihat dari panjang pendeknya, besar kecilnya, tipis tebalnya alat/waditra
untuk wilahan, cembung cekungnya waditra penclon, besar kecilnya volume udara dalam
lubang resonator, dan tegangan senar atau kawat, serta kencang kendurnya tali
atau rarawat yang dalam waditra kendang, dogdog, terbang, bedug dan sejenisnya.
- Karawitan Sekar Gending adalah bentuk penyajian
seni suara daerah yang memadukan sekar dan gending. Sekar gending memiliki arti
bentuk sajian seni suara dalam bentuk nyanyian yang diiringi instrumen. Kedua
jenis seni suara itu mempunyai tugas yang sama beratnya, keduanya saling
mengisi dan mempunyai keterkaitan yang tak dapat dipisahkan.
Ketiga bentuk karawitan di atas,
masing-masing mempunyai cabangcabangnya yang berbeda satu sama lainnya. Perlu
diketahui bahwa faktor lingkungan dalam masyarakat memang memberikan warna dan
citra tersendiri pada masing-masing bentuk music tradisional itu. Selain itu
teknik pergelaran, teknik suara, pola garaf, motif tabuhan alat musik, dan
aspek musikal dapat membawa perbedaan dari jenis dan bentuknya.
4. Fungsi Musik
1. Fungsi Musik
Tradisional
Fungsi music sebagai hiburan. Konsep ‘fungsi’ mengundang pandangan
subjektif seseorang tentang suatu pengalaman yang pernah ia peroleh dalam
kehidupannya.
2. Fungsi Alat Musik
Tradisional
Dalam penyajiannya masing-masing alat musik/waditra memiliki fungsi yang
berbeda, antara lain alat musik tradisional itu berfungsi untuk:
a) Pengisi
suasana dalam suatu adegan sendratari atau gending karesmen.
b) Sarana
komunikasi,
c) Sarana pertunjukan dan hiburan yang bersifat sosial maupun
komersial ,
d) Sarana Ekspresi diri dan kreasi.
Secara khusus fungsi alat/waditra musik dalam kelompok gamelan adalah
diantaranya:
- waditra kenong pada prinsipnya permainan kenong merupakan aksen-aksen
untuk memperkuat tabuh selentem, dan goong yang berfungsi sebagai penjaga irama
atau anggeran wiletan (inter punctie),
- waditra Kendang dan Bonang Degung, kacapi indung sebagai anceran
wiletan yaitu alat musik yang dapat dijadikan sebagai pembawa/ pengatur irama
yang memberi pengarahan dan menentukan embat atau tempo dari suatu lagu,
- waditra rebab, suling, gambang berfungsi sebagai amardawa lagu atau
melodi lagu,
- waditra selentem, demung, saron, jentreng, diperankan sebagai arkuh
lagu, atau balungan gending (cantus firmus), juga berfungsi sebagai kerangka
lagu, serta
- waditra rincik, kacapi rincik, gambang, suling sebagai adumanis lagu
atau waditra-waditra yang memberikan ornament (lilitan melodi).
Apabila kita melihat dari kuantitas waditra yang disajikan, maka akan
terlihat adanya bentuk ansambel, seperti adanya kelompok:
1.
Ansambel besar yaitu sajian gending gamelan
Pelog Salendro, gamelan Sekaten atau Gamelan Bali
2. Ansambel
Sedang seperti gamelan Degung, Renteng, Tarling, Angklung,
3. Ansambel
kecil seperti Talempong, tatagani, rengkong, Gondang
4. Ansambel
mandiri seperti Karinding, Calung, Dogdog, Kacapian.
Gamelan Gong Gede yang biasanya melibatkan 30-50 orang pemain, memiliki
suara yang agung, sehingga sering dipakai untuk memainkan tabuhtabuh gending
klasik yang dinamis, dan difungsikan untuk mengiringi kegiatan upacara-upacara
besar keagamaan di pura-pura dan pengiring upacara istana, termasuk untuk
mengiringi tari-tarian upacara seperti Tari Topeng, Tari Rejang dan Tari
Pendet. Dari berbagai sumber temuan diperoleh informasi bahwa musik gamelan dapat
dimainkan dengan cara individu/semdiri sebagai konser musikal, dan bisa juga
difungsikan sebagai musik pengiring vokal, pengiring pertunjukkan wayang,
pertunjukan tari-tarian, upacara budaya ritual, upacara keagamaan, pesta rakyat
(hajat laut, hajat hasil bumi), pengiring acara seremonial bagi keluarga
kerajaan, serta gamelan dapat difungsikan sebagai media pendidikan music
tradisional di sekolah dan luar sekolah juga digunakan sebagai media
kreativitas untuk membuat komposisi musik modern.
Jenis alat musik tradisional lainnya yang berasal dari daerah Minahasa
Sulawesi utara adalah Kolintang. Alat musik Kolintang ini terbuat dari
kayu. yang dimainkan oleh enam orang. Menurut informasi dari beberapa sumber
nama Kolintang berasal dari suara tang (nada rendah), ting (nada tinggi), dan
tong (nada sedang/biasa) ditemukan oleh orang Minahasa bernama Lintang. Alat
musik Kolintang ini difungsikan untuk mengisi berbagai acara seperti pesta
pernikahan, peresmian, keagamaan dan pada acara pertandingan
Rapai adalah alat music tradisional yang berasal dari NAD
Sumatera, terbuat dari bahan dasar kayu dan kulit binatang, bentuk seperti
Rebana. Rapai yang memiliki ragam jenisnya (Rapai Pasee, Rapai Daboih, Rapai
Geurimpheng, Rapai Pulot, dan Rapai Anak) merupakan sejenis alat music perkusi
yang berfungsi sebagai pengiring seni tradisional.
Sampe Alat music sejenis gitar ini merupakan alat yang dimainkan
dengan cara dipetik
dengan dawai 3-4 di bagian badan alat musik itu biasanya diberi ornament
ukiran khas suku Dayak. berfungsi untuk mengiringi bermacammacam tarian
Demikian materi musik tradisional ini, semoga dapat menjadi wawasan.
Terima kasih
Sumber : Buku Seni Budaya Kelas X
Seni Budaya/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.