Showing posts with label Materi Seni Budaya Kelas X. Show all posts
Showing posts with label Materi Seni Budaya Kelas X. Show all posts

Wednesday, July 28, 2021

Materi Memahami Konsep Seni Kelas X

 Memahami Konsep Seni

A. Pengertian Seni

Menurut Matius Ali dalam buku Estetika : Sebuah Pengantar Filsafat Keindahan, seni dibagi menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut.

1. Teori Mimesis 
    Menurut teori ini , seni adalah tiruan objek atau benda yang ada di alam atau yang sudah ada                       sebelumnya.

2. Teori ekspresi seni modern
    Menurut teori ini, seni dimaknai sebagai ungkapan emosi atau perasaan seniman. 

3. Teori cita rasa 
     Menurut teori, seni buknlah keindahan, melainkan wujud pengalaman atau perasaan seseorang.


Dapat disimpulkan bahwa seni adalah segala kegiatan manusia yang bertujuan mengomunikasikan pengalaman batinnya kepada orang lain serta diwujudkan dalam tata susnanan yang indah dan menarik sehingga dapat menimbulkan kesan menyenangkan dan kepuasan bagi yang menghayatinya. 


B. Pembagian Seni

Seni memiliki cabang ilmu yang bermacam-macam, secara umum dapat dibagi berdasarkan dua hal, yaitu berdasarkan media yang dipilih dan berdasarkan perkembangannya.

1. Media yang dipilih

a. Seni audio ( audio art )
- Seni musik
- Seni sastra
- Seni Suara

b. Seni visual ( visual art )

- Seni dua dimensi
- Seni tiga dimensi

c. Seni audiovisual ( auditory visual art )

- Seni tari
   Seni yang berbentuk perpaduan antara gerak dan nada.

- Seni drama
  Merupakan perpaduan gerak, kata, dan visual

- Seni opera
    Merupakan perpaduan gerak, nada, dan visual . Keberbedaan musik dan lagu yang dibawakan oleh        para pemeran dalam opera.

- Seni media rekam
    Perpaduan dari berbagai unsur seni, mulai dari gambar, gerakan , hingga suara.  Contoh film dan             animasi.

2. Menurut Perkembangannya


a. Seni Klasik.
    Mulai sekitar abad ke-4 sampai abad ke- 17

b. Seni tradisional.
     Bentuk seni yang telah menjadi bagian hidup dan nilai dari masyarakat atau suku bangsa tertentu yang diwariskan dan dijaga secara turun temurun.

c. Seni modern.
    Era seni modern barat dimulai sekitar tahun 1870-an sampai awal  1970-an

d. Seni kontemporer.
     Seni yang berkembang pada masa kini merespon situasi sosial dan budaya terkini. 




Sumber : Buku Seni Budaya Kelas X Jilid 1 Penerbit Erlangga





 

 

Memahami Konsep Dasar Budaya Kelas X Semester 1

PENGERTIAN BUDAYA


Pengertian Budaya menurut para ahli

Dalam bukunya "Primmitive Culture" Tylor menjelaskan bahwa pengertian budaya / kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks dan rumit, dimana didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat-istiadat, maupun kemampuan lainnya, serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh dari manusia dalam kehidupan dan posisinya sebagai anggota masyarakat.
oleh Ranjabar, 2006.
Pengertian Kebudayaan Menurut Goodenough 
Pengertian kebudayaan adalah suatu sistem kognitif yang terdiri atas ilmu pengetahuan, nilai serta kepercayaan yang berada didalam pemikiran anggota-anggota individu dalam masyarakat.
Dengan kata lain, kebudayaan berada dalam tatanan kenyataan yang ideasional. Kebudayaan juga merupakan perlengkapan mental dimana oleh masing-masing anggota masyarakat menggunakannya dalam proses transaksi, orientasi, pertemuan, perumusan gagasan, pengelompokan, serta penafsiran perilaku sosial nyata dalam masyarakat mereka.
(dalam Kalangie, 1994)
Menurut Cirero, kebudayaan merupakan hasil pengolahan jiwa dan pemikiran manusia yang digunakan untuk mengembangkan masyarakat.
Pengertian Budaya / Kebudayaan Menurut Linton (dalam Sukidin, 2005)
Pengertian kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dari hasil tingkah laku, yang unsur-unsur pembentukannya kemudian didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bhwa budaya merupakan suatu cara hidup yang bersumber dari akal budi manusia, dijadikan nidentitas dan hak milik , serta diturunkan turun - temurun dalam suatu masyarakat. 
Pengertian Seni Budaya
Seni Budaya adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia tentang cara hidup berkembang secara bersama pada suatu kelompok sosial yang memiliki unsur keindahan (estetika) secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. (satujam.com)


UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

1.  Sistem kepercayaan / Religi

2.  Sistem Pengetahuan

3.  Sistem Teknologi

4.  Sistem Ekonomi

5.  Sistem Kemasyarakatan

6.   Bahasa

7.   Kesenian


FUNGSI BUDAYA

·      Mempersatukan warga masyarakat.

·      Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga masyarakat.

·      Mendorong perubahan dalam masyarakat.


MATERI KELAS X SMK 3.1 BUDAYA

KD 3.1. Memahami konsep budaya

KD 4.1. Mempresentasikan konsep budaya


LINGKUP MATERI

1. Pengertian Budaya

2. Unsur-unsur Budaya

3. Fungsi Budaya

4. Klarifikasi Kebudayaan

5. Budaya Pendalungan


MATERI

 1. Pengertian Budaya

 ”Budaya berasal dari bahasa Sangsekerta, yaitu budi (akal) dan daya (manusia). Budaya adalah kegiatan masyarakat pada suatu daerah yang menggambarkan ciri dan karakteristik daerah tersebut. Kegiatan ini diturunkan secara turun temurun dan dijaga serta dilestarikan hingga saat ini”.

2. Unsur- unsur Budaya

Menurut Kluckhohn (Universal Categories of Culture, 1953) unsur budaya dibagi menjadi 7. Antara lain adalah :

a. Sistem religi dan upacara keagamaan.

b. Sistem organisasi kemasyarakatan.

c. Sistem pengetahuan.

d. Sistem mata pencaharian hidup.

e. Sistem teknologi dan perlengkapan hidup.

f. Sistem bahasa.

g. Kesenian.


3. Fungsi Budaya

a. Menciptakan hasil karya manusia dalam bentuk melahirkan teknologi dan pola pikir pada suatu daerah yang berpijak pada budaya setempat.

b. Patokan sebagai perwujudan norma dan nilai-nilai sosial untuk menghasilkan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan disuatu daerah.

c. Menjadikan pola-pola perilaku (patterns of behavior) yang merupakan cara-cara masyarakat untuk bertindak atau berkelakuan yang sama, dimana harus diikuti oleh semua anggota masyarakat yang lain.


4. Klarifikasi Kebudayaan

 Klarifikasi kebudayaan dapat dibedakan berdasarkan ciri karakteristik pada suatu daerah. Klarifikasi tersebut diantaranya adalah :

a. Rumah adat

b. Alat musik tradisional

c. Bentuk kesenian

d. Adat istiadat

e. Pakaian daerah

f. Bahasa daerah

g. Budaya Pendalungan

“Budaya pendalungan adalah budaya baru dari percampuran budaya Jawa dan budaya Madura. Budaya ini tumbuh dan berkembang di daerah Tapal Kuda (Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, dan Bondowoso)”.

Ekspresi seni terbagi menjadi dua, yakni 

1. Seni sebagai media komunikasi

2. dan gambar sebagai media ekspresi

 Fungsi budaya dalam masyarakat meliputi, mempersatukan masyarakat, memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, dan mendorong perubahan dalam masyarakat.


Demikian materi seni budaya tentang konsep budaya.



Sumber : Buku Seni Budaya Jilid 1 Penerbit Erlangga

Bebagai sumber lainnya

Tuesday, January 19, 2021

Materi Seni Nusantara Tradisional Kelas X Semester Genap

 

Materi  Seni Nusantara Tradisional Kelas X Semester Genap

A. Seni Nusantara Tradisional


Hal 1

hal 2

Hal 3


Hal 4


Hal 5




Hal 6


Hal 7



Hal 8



Hal 9



Hal 10

Tugas Merangkum Materi :

silakan upload berupa poto  >>>> klik https://forms.gle/Mr3wYRpFRsPD77tf8



Demikian materi Seni Nusantara Tradisional, semoga dapat menambah wawasan.

Sumber Buku : Seni Budaya SMK/MAK Kelas X
Penerbit Erlangga
Sugiyanto
T Agustien Prabarini R
Probo Harjanti



Saturday, October 3, 2020

PENGERTIAN KARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI (3D) MATERI SENI BUDAYA KELAS X

PENGERTIAN KARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI (3D) MATERI SENI BUDAYA KELAS X 

 A. Pengertian Karya Seni Rupa Tiga Dimensi (3D)


Pengertian Karya Seni Rupa 3 Dimensi

Seni rupa tiga dimensi adalah karya seni yang tidak hanya dibatasi oleh sisi panjang dan lebar, tetapi juga dibatasi oleh kedalaman atau tinggi. Dalam bahasa yang sederhana adalah karya seni yang memiliki volume dan menempati sebuah ruangan.

Karya seni rupa 3 dimensi ada yang memiliki fungsi pakai dan ada yang memiliki fungsi hias saja. Untuk berkarya seni rupa 3 dimensi ini kamu dapat memilih dan mencoba berbagai bahan, teknik dan alat sesuai dengan objek dan fungsi yang kamu inginkan.

Karya seni 3 Dimensi mempunyai 3 ukuran yaitu Panjang Lebar Tinggi  yang tentunya memiliki ruang.( isi )

B. Jenis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

Seperti juga karya seni rupa dua dimensi, berdasarkan fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai (seni rupa terapan-applied art) dan karya seni rupa yang hanya memiliki fungsi ekspresi saja (seni rupa murni-pure art). Perbedaan fungsi ini pada dasarnya ditentukan oleh tujuan pembuatannya. Karya seni rupa sebagai benda pakai yang memiliki fungsi praktis dibuat dengan pertimbangan fungsinya. Dengan demikian bentuk benda atau karya seni rupa tersebut akan semakin indah dilihat dan semakin nyaman digunakan.


Karya seni rupa dapat pula di bedakan atau dikategorikan berdasarkan temanya. Tema merupakan gagasan pokok dalam sebuah karya seni. Tema seringkali dikatakan sebagai persoalan utama yang diungkapkan oleh seniman atau perupa dalam karyanya. Tema tidak selalu tampak secara kasat mata (eksplisit) tetapi lebih sering tersirat (implisit). Sebagai contoh, tema lingkungan misalnya, dapat diidentifikasi dengan objek-objek natural (alam) seperti flora, fauna atau pemandangan alam yang indah, tetapi dapat juga melalui objekobjek yang berlawanan atau bertentangan dengan kaidah-kaidah keindahan alam. Walaupun akan tampak seperti berlawanan, tetapi pesan yang ingin disampaikan oleh perupa atau senimannya ada dalam tema yang sama yaitu kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Perhatikan karya-karya seni rupa yang ada disekitarmu, seperti yang ada dalam berbagai media cetak atau elektronik.

C. Nilai Estetis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

Mempelajari seni tidak terlepas dari persoalan estetika dan keindahan. Estetika identik dengan seni dan keindahan. Pendapat ini tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya tepat. Perkembangan konsep dan bentuk karya seni menyebabkan pembicaraan tentang estetika tidak lagi semata-mata merujuk pada karya seni yang indah dan sedap dipandang mata. Dengan memahami persoalan estetika dan seni diharapkan wawasan kamu dalam melakukan apresiasi, kritik maupun berkarya seni semakin terbuka. Menghadapi karyakarya seni yang dikategorikan “tidak indah”, kamu tidak sekonyong-konyong memberikan penilaian buruk, tidak pantas dan sebagainya. Sebagai seorang pelajar seharusnya kamu lebih bijaksana untuk melihat latar belakang dibalik penciptaan sebuah karya seni, mencari nilai keindahan dan kebaikan yang tersembunyi dari karya tersebut. Hal ini akan membantu kamu menjadi seorang kreator, apresiator, dan kritikus seni yang baik


Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat objektif dan subyektif. Nilai estetis bersifat objektif memandang keindahan sebuah karya seni rupa berada pada karya seni itu sendiri secara kasat mata. Keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik, perpaduan warna yang sesuai, penempatan objek yang membentuk kesatuan, dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual ini dapat dikatakan sebagai salah satu nilai estetis yang dimiliki oleh sebuah karya seni rupa.


Tidak demikian halnya dengan nilai estetis yang bersifat subyektif, keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang dicerap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Misalnya ketika kamu melihat sebuah karya seni lukis atau seni patung abstrak, kamu dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya tersebut. Kamu merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya tersebut dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya walaupun kamu tidak tahu objek apa yang ditunjukkan oleh karya tersebut. Temanmu mungkin tidak tertarik pada karya tersebut dan lebih tertarik pada karya lainnya. Perbedaan inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subyektif.

Simpulan 

Karya tiga dimensi terwujud dari bahan yang beraneka ragam. Karakter unik dari masing-masing bahan ini membutuhkan berbagai alat dan teknik pengolahan serta penggarapan untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut. Bahan yang digunakan untuk berkarya seni rupa tiga dimensi dapat berupa bahan alami atau bahan sintetis. Karya seni rupa tiga dimensi ada yang berfungsi sebagai benda pakai yang biasa disebut karya seni terapan (applied art) dan ada yang dibuat dengan tujuan ekspresi semata yang biasa disebut seni murni (pure art) .


Nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi tampak secara visual dari wujud karya seni rupa tersebut. Unsur-unsur rupa (unsur fisik) disusun menggunakan prinsip-prinsip penataan (unsur nonfisik) membentuk komposisi wujud karya yang unik dan menarik. Nilai estetis karya seni rupa bersifat objektif dan subjektif. Nilai objektif terdapat pada karya seni rupa itu sendiri sedangkan nilai subjektif berada pada penikmatnya. 

Karya seni rupa ada yang memiliki makna simbolik. Unsur-unsur rupa yang terdapat pada karya seni rupa tiga dimensi dapat menunjukkan atau menjadi simbol dari sesuatu. 


Berkarya seni rupa tiga dimensi dimulai dengan mencari ide gagasan atau model karya yang akan dibuat. Kegiatan ini dapat didahuli dengan membuat rancangan berupa sketsa, dilanjutkan dengan memilih medium (bahan, alat dan taknik) yang akan digunakan. Alasan-alasan pemilihan gagasan, model hingga teknik berkarya dapat disebut sebagai konsep berkarya seni rupa.



Jenis-Jenis Karya Seni Rupa

Berikut dibawah ini jenis karya seni rupa, yaitu :

1. Seni rupa murni adalah karya seni bebas dengan fungsi yang lebih berhubungan dengan keindahan fungsi dari pada kepuasan mata saja dan biasanya hanya digunakan sebagai pajangan.

2. Seni rupa Terapan adalah karya seni yang tidak hanya berfungsi sebagai pameran rumah, tetapi juga berfungsi untuk mengubah kehidupan orang. Seni rupa terapan lebih bergantung pada kegunaan daripada pada keindahannya.

Jika seni rupa murni menitikberatkan pada keindahannya, maka seni rupa terapan ini menitikberatkan pada keindahan sekaligus kegunaannya.


Contoh seni rupa tiga dimensi murni:

patung.

relief.

arca.

topeng.

vas bunga.

guci.

boneka.

bangunan bersejarah/ Monumen

Contoh seni rupa tiga dimensi terapan

- Topeng,

- keranjang/bakul rotan,

- meja

- kursi

- lemari ukir kayu,

- gerabah

- keramik,

- arsitektural (seni bangunan)

- guci

- dan lain-lain.



Bahan Karya Seni Rupa 3 Dimensi

1. Bahan lunak : karton, Kertas, styrofoam.

2. Bahan liat : Tanah liat, lilin, gips, plastisin.

3. Bahan keras : batu, Kayu, logam.

Fungsi Seni Rupa 3 Dimensi

Berikut dibawah ini beberapa fungsi seni rupa 3 dimensi :

1. Fungsi sebagai sarana hiasan

2. Fungsi sebagai saran peringatan

3. Fungsi sebagai sarana komunikasi

4. Fungsi sebagai sarana rekreasi

5. Fungsi sebagai sarana religi

6. Fungsi sebagai sarana artistik


Monday, September 28, 2020

GERAK DASAR TARI MATERI SENI BUDAYA KELAS X

GERAK DASAR TARI

Gerak adalah materi dasar dari tari dan pada hakikatnya setiap manusia dapat bergerak, sehingga dapat menari. Tari tidak menggunakan sarana lain kecuali tubuh manusia itu sendiri yang menghasilkan gerak. Namun untuk dapat menari dengan baik perlu dibangun pengetahuan dan rasa kinestetis (kinesthetic sense) pada tubuh dan bagian-bagiannya. Kinesthesis menyadarkan penari akan tubuhnya (body awareness), kesadaran tubuh yaitu suatu kemampuan untuk memahami dan mengendalikan tubuh dan seluruh bagian tubuhnya. Sehubungan dengan kesadaran akan tubuh (body awareness) tersebut.

KONSEP GERAK TARI

Perlu kalian ketahui bahwa gerak tari memiliki bentuk yang beraneka ragam. Setiap tarian memiliki ciri khas atau keunikan geraknya masing-masing. Sehingga gerak tari tidak hanya terpaku pada gerak tari baku melainkan gerak tari dapat dikembangkan menjadi gerak tari kreasi. Tari Betawi dikelompokkan menjadi dua jenis tari yaitu bentuk tari Topeng dan tari Cokek. Ragam gerak dasar pada tari Betawi terdiri dari Gibang, selancar, rapat nindak, kewer, pakblang, goyang plastik dan gonjingan. Dari ragam gerak dasar tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi gerak yang lebih ritmis dengan ruang gerak yang lebih luas. Tari merupakan bagian dari kehidupan masyakat Bali, hampir semua rutinitas upacara keagaman maupun upacara adat didalamnya terdapat unsur tari. Ragam gerak dasar tari bali terdiri dari ngumbang, agem, angsel, piles dan ngeseh. Gerakkan tari bali yang sangat dimanis dengan ciri khas geraknya ditambah dengan gerakan mata (nyeledet). Seorang penari yang menari di atas Gendang menjadi ciri khas dari tari Pa’gellu dari Toraja (Sulawesi Selatan). 

Ragam gerak dasar tari Pa’gellu dari yaitu gerak Pa’gellu, Pa’tabe, Pa’gellu Tua, Pang’rapa Pentalun, Panggirik Tangtaru, Pa’tutu. Tari pa’gellu di pertunjukkan di setiap upacara/ritual syukuran atau “Rambu Tuka” dikalangan suku Toraja dengan dirinngi intrumen gendang. Setiap gerakangerakannya dalam pa’gellu adalah simbol keseharian masyarakat Toraja yang memiliki nilai filosofi yang dianut dalamaturan dan adat leluhur mereka. Gerak pada tarian daerah Jawa biasanya tertuju pada gerak yang bertumbuh dan berkembang di keraton atau istana. Gerak-gerak yang berkembang di keraton memiliki aturan-aturan tersendiri dalam melakukannya. Setiap gerak memiliki makna dan filosofi tersendiri. Gerak dasar pada tari Jawa tendapat srisig, sabetan, hoyog, lumaksana, kengser, seblak sampur, ulap-ulap. Geraknya yang lembut menjadi ciri khas gerak tari Jawa. Di dalam gerak terkandung tenaga / energi yang mencakup ruang dan waktu. Artinya gejala yang menimbulkan gerak adalah tenaga dan bergerak berarti memerluang ruang dan membutuhkan waktu ketika proses gerak berlangsung. Rudolf Von Laban membagi aspek gerak menjadi beberapa bagian yaitu gerak bagian kepala, kaki, tangan dan badan ( the Body), jarak. Rentangan atau tingkatan gerak (space) dan gerak yang kuat, lemah, elastis, penekanan ( dynamich ). Oleh karena itu timbulnya gerak tari tberasal dari hasil proses pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan), yang kemudian melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi.


Berikut ini merupakan beberapa gerak murni yang terdapat pada tari tradisi.

a. Pada gerak dasar kaki

1. Adeg-adeg (Jawa) adalah kesiapan sikap dasar kaki pada saat mulai menari

2. Wedhi kengser (Jawa) dan seser (sunda) adalah gerak menggeser tel apak kaki ke samping kanan        dan   kiri

3. Trecet adalah gerakan bergeser ke samping (kiri atau kanan) dengan kaki jinjit dan lutut di tekuk

4. Trisig (Jawa) adalah gerakan berpindah tempat, maju mundur dan berputar dengan berlari kecil,            jinjit   dan tubuh agak merendah.

b. Pada gerak dasar tari bagian tangan dan lengan terdapat gerakann ngiting, nyampurit (Sunda),            nyempurit (Jawa), ngrayung, pa’blang dan kewer (Betawi ),capang (Sunda) dan gerak ukel.

c. Pada gerak dasar tari bagian kepala

1. Gilek adalah kepala membuat lengkungan ke bawah, kiri dan kanan

2. Galieur adalah gerak halus pada kepala yang dimulai dari menarik dagu, kemudian ditarik dengan          leher kembali ke arah tengah

3. Pacak gulu dan jiling adalah gerak kepala ke kiri dan ke kanan secara cepat.

Teknik dan Prosedur Gerak Tari

Gerak merupakan salah satu keunikan pada tari. Keunikan dapat berdasarkan dari daerah mana tarian tersebut berasal. Untuk dapat melakukan gerak diperlukan teknik dan prosedur yang berbeda. Teknik berhubungan dengan cara melakukan gerak sedangkan prosedur berhubungan dengan tahapan-tahapannya. Gerak berjalan misalnya, ada yang dilakukan dengan teknik jinjit. Prosedur untuk melakukan gerak berjalan dengan jinjit misalnya dimulai dengan badan tertumpu pada tumit dan melangkah setahap demi setahap.

Deskripsi gerak ini merupakan bagian kecil dari ragam gerak yang ada di setiap etnis di Indonesia. Melakukan gerak pada tari terdiri dari gerak kepala, gerak tangan, gerak badan dan gerak kaki

1.   Gerakan Badan Gerakan badan pada tari, diantaranya sebagai berikut.

      Hoyog, yaitu gerakan badan dicondongkan ke samping kanan atau kiri. 

Gerakan Hoyog



     Engkyek, yaitu gerakan badan dicondongkan ke kiri atau ke               kanan, dengan sikap tangan lurus ke samping. 


     Polatan, yaitu gerakan arah pandangan. 

     Oklak, yaitu menggerakkan pundak ke depan dan belakang. 

     Entrag, yaitu menghentakkan badan ke bawah berkali-kali, seolah-olah badan mengeper.

2. GERAK KEPALA dalam tari Jawa Barat yaitu galeong





gelieur 



dan gelengan kepala tengok kanan        dan kiri.

3. Gerakan Kaki Debeg, yaitu menghentakkan ujung telapak kaki.

    Gejuk yaitu menghentakan kaki kebelakang dengan jinjit. 




    Kengser, yaitu bergerak ke kiri atau ke kanan dengan menggerakkan kedua telapak kaki. 

    Srisig, yaitu  lari kecil dengan berjinjit. 

    Trecet, yaitu telapak kaki jinjit bergerak ke kiri dan ke kanan. Tunjak tancep, yaitu sikap berdiri             diam.

4. Gerakan Tangan yaitu lenggang yaitu menggerakkan kedua tangan dengan arah yang berlawanan, 

   pakblang yaitu meluruskan kedua tangan keatas dengan tepak tangan mengarah keatas dan kebawah,     ngerayung yaitu gerak telapak tangan membuka dan ibu jari di tekuk ke telapak tangan.





Sumber :

Buku Seni Budaya Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Kementrian Pendidikan 2017


Tuesday, August 25, 2020

Materi Musik Tradisional Seni Budaya Kelas X

 

BAB 3

MUSIK TRADISIONAL

                     https://pixabay.com/id/photos/angklung-alat-musik-tradisional-376513/


 Musik, sebagai salah satu cabang seni, tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Sebagai     bagian dari kehidupan manusia, musik terdapat dalam setiap kelompok masyarakat di seluruh     dunia, Barat, dan Timur. Musik dapat dipandang sebagai kebutuhan ekspresif manusia, yaitu     kebutuhan yang berkaitan dengan kemampuan manusia untuk mengekspresikan perasaan, emosi,     atau gagasannya tentang kehidupan.

 1.    Pengertian Musik

        Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar musik, seperti di rumah, sekolah, mall,                    tempat-tempat rekreasi, dan lain-lain.

        Pengertian musik secara umum yaitu :

        Musik adalah bunyi yang disukai oleh manusia.

        Musik adalah bunyi yang terdiri dari ritmik dan melodi yang teratur.

        Musik adalah bunyi yang enak untuk didengar (Schafer, 1995).

         Berdasarkan definisi “musik adalah bunyi yang disukai manusia” maka memandang bahwa jazz             merupakan musik, sedangkan dangdut mungkin tidak disukai akan kamu anggap sebagai ‘bukan             musik’

Bagaimana dengan definisi kedua, “musik adalah bunyi yang terdiri dari ritmik dan melodi”? Bagaimana pendapat kamu tentang definisi ini? Coba kamu cari dokumentasi audio dari internet atau sumber lain tentang musik yang banyak dimainkan oleh kelompok-kelompok masyarakat misalnya di Afrika atau Irian. Mereka seringkali memainkan instrumen-instrumen perkusif atau instrumen tidak bernada, seperti gendang atau drum, tepukan tangan, atau hentakan kaki, yang menghasilkan bunyi ritmis tanpa melodi.

“musik adalah bunyi yang enak untuk didengar”? “Enak” merupakan suatu konsep yang memiliki makna yang berbeda pada masing-masing orang. Coba kamu bandingkan musik yang terdengar di telinga dengan rasa pedas pada suatu jenis makanan yang dirasakan oleh lidah kita. Bagi sekelompok orang yang terbiasa dengan rasa pedas, makanan itu dikatakan ‘enak’ karena mereka terbiasa dengan rasa pedas itu. Namun, rasa pedas dapat dirasakan ‘tidak enak’ oleh kelompok orang lain karena mereka tidak biasa dengan rasa pedas itu. Begitu juga dengan musik yang terdengar enak di telinga untuk jenis tertentu bagi yang menyukainya.

Musik Tradisional adalah musik yang hidup dan berkembang secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Dengan istilah lain musik tradisional disebut karawitan. Karawitan merupakan kesenian daerah yang diwujudkan dalam bentuk bahasa bunyi. Sebagaimana diungkapkan Suryana dalam Budiwati (1985) Karawitan adalah musik daerah-daerah di Indonesia. Musik adalah salah satu cabang kesenian yang mempergunakan bunyi, suara, dan nada sebagai bahan bakunya (substansi dasar). Hampir di seluruh wilayah Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang unik dan khas. Jenis musik yang tumbuh dan berkembang di masing-masing daerah itu memiliki kekhasan dan keunikan sebagai ciri budayanya, hal itu dapat dilihat dari teknik permainannya, bentuk penyajiannya, fungsinya, maupun organologi bentuk alat musiknya, seperti gamelan dari Sunda, Jawa, dan Bali, Gambang Kromong dan Tanjidor dari Betawi, Tarling dari Cirebon, Gondang dari Sunda dan Batak, Tarawangsa dan Angklung dari Sunda, Kolintang dari Sulawesi Utara, Talempong dari Sumatera, Safe dari Kalimantan, Tifa Totobuang dari Maluku, Bijol dan Sasando dari Nusa Tenggara Timur, Pa’bas dari Toraja Sulawesi Selatan, dsbnya. Musik tradicional ini menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat, yang perlu ditumbuhkembangkan dan dilestarikan serta dipertahankan nilai-nilai estetisnya untuk menambah perbendaharaan seni yang ada di masyarakat.

2. Musik Sebagai Simbol

 ·         Simbol Musik

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beragam kelompok masyarakat. Keberagaman kelompok masyarakat di Indonesia tersebut berdampak pula pada keberagaman hasil kebudayaan. Salah satu hasil kebudayaan dari setiap kelompok masyarakat adalah seni, termasuk musik.

Musik, seperti halnya cabang seni lain, sangat sarat dengan simbol-simbol tertentu yang berhubungan erat dengan makna tertentu dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Simbol-simbol tersebut tampak pada karakter bunyi yang dihasilkan oleh instrumen-instrumen tersebut (musikal), termasuk vokal/suara manusia. Secara musikal, simbol-simbol musik dapat tampak pada elemen-elemen di dalamnya, seperti tinggi-rendahnya nada, ritme, dinamika, atau tempo.

Masing-masing elemen musik sebagai simbol musik.

§  Pertama, nada atau melodi yang diproduksi oleh instrumen, termasuk suara manusia atau vokal. Misalnya, bagaimana kamu memaknai suara tinggi, nyaring, atau melengking (seperti kicauan burung, sirene ambulan, suara bel sepeda) dan suara rendah (seperti suara instrumen bas).

§  Simbol musik selanjutnya adalah ritme.

§  Simbol musik juga dapat dilihat dari dinamika musik/bunyi.

Rangkaian bunyi yang awalnya terdengar lembut yang semakin lama semakin keras (crescendo)

Rangkaian bunyi yang awalnya terdengar keras tetapi semakin lama semakin lembut, bahkan menghilang (decrescendo)

§  Tempo juga dapat dipandang sebagai simbol musik.

Simbol musik juga dapat dilihat dari aspek nonmusikalnya. Salah satu contoh simbol nonmusikal adalah instrumen musik berdasarkan pada bentuk, bahan pembuat instrumen, warna, atau ornamen-ornamen yang tampak pada instrumen tersebut. Salah satu contoh bentuk simbol ditinjau dari bahan dasar instrumennya adalah instrumen tradisional masyarakat Sunda, seperti suling Sunda, baik suling Sunda lubang enam maupun lubang empat.

Selain suling, instrumen musik tradisional Sunda yang terbuat dari bambu adalah angklung. Dalam masyarakat Sunda, angklung terdiri dari beberapa jenis. Salah satunya adalah jenis Angklung Sunda/Indonesia, yaitu jenis angklung yang seringkali kita lihat dalam pertunjukan-pertunjukan musik. Dalam proses permainan musik angklung, pemain ada yang memegang satu buah angklung, tetapi dapat pula satu orang pemain dapat memegang banyak nada.

 Instrumen yang terbuat dari bambu, misalnya, tidak hanya ditemukan di Indonesia, tetapi digunakan pula di banyak negara lain, seperti;

·         Filipina (marimba, angklung, tumpong),

·         Thailand (khene),

·         Vietnam (Dan Bau),

·         Arab (nay atau serunai Arab),

·         Jepang (shakuhachi), dan

·         Cina (dizi).

 Ditinjau dari aspek musikal, bunyi yang dihasilkan dari instrumen dari bambu dipandang dapat lebih mengekspresikan gagasan mereka untuk berinteraksi dalam masyarakat.

Bunyi instrumen yang terbuat dari bambu seringkali dipandang menghasilkan bunyi yang ‘indah’ oleh masyarakat pendukungnya. Misalnya masyarakat Sunda, penilaian ‘indah’ terhadap bunyi yang dihasilkan oleh angklung tersebut tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda dikenal sebagai masyarakat yang akrab atau dekat dengan lingkungan alam.

·         Nilai Estetika Musik

Sebagaimana dikatakan Sedyawati (1993) bahwa: “Nilai seni memiliki arti sebagai nilai budaya yang didapatkan khusus dalam bidang seni yang berkenaan dengan hakikat karya seni dan hakikat berkesenian”. Merujuk pandangan itu kita dapat memaknai bahwa kesenian khususnya seni musik merupakan simbol dari suatu hasil aktivitas manusia didalam menjalani kehidupannya, dan hasil kreativitas bermusik yang memiliki nilai estetis. Nilai estetis yang identik dengan keindahan itu, terkandung dalam konteks seni musik tradisional, memiliki ciri garapan berdasarkan pola-pola yang sudah baku. Seni musik tradisional juga merupakan sebuah konfigurasi gagasan dan symbol kekuatan yang melampaui batas-batas realitas hidup yang ada, karena melalui pernyataan rasa estetis dan gagasan itulah musik dapat dijadikan sebagai ciri identitas budaya masyarakat pendukungnya. Jika kita mengkaji fenomena-fenomena seni musik tradisional yang tumbuh dan berkembang di wilayah Indonesia, baik berupa lagu maupun alat musik atau instrument, senantiasa akan merujuk pada sociocultural masyarakat pendukungnya, yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan estetis, selain dapat dipergunakan dalam berbagai kepentingan seni budaya mulai dari kegiatan ritual keagamaan sampai kepada hiburan dan pertunjukan.

Simbol tidak hanya tampak pada instrumen, tetapi juga pada suara manusia. Sekarang, mari kita dengarkan melodi awal dalam lagu Keroncong Kemayoran yang digolongkan ke dalam genre musik keroncong.

 3.    Jenis Musik Tradisional

                 Dalam konteks estetik, jenis seni musik baik musik barat maupun musik tradisional                                 merupakan bahasa simbolik yang bersifat dinamis. Secara umum bahasa musik dapat                              digolongkan menjadi tiga bentuk penyajian yaitu musik vokal, musik instrumen, dan musik                     campuran.

·         Musik vokal adalah seni suara yang dihasilkan melalui mulut manusia.

·         Musik Instrument adalah seni suara yang dihasilkan oleh suara alatalat musik atau media bunyi-bunyian.

·         Seni musik campuran adalah seni suara yang dihasilkan dari paduan seni suara vokal dan bunyi instrumen.

Dilihat dari segi pergelarannya, seni karawitan atau musik tradisional dapat dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu:

·         Karawitan Sekar adalah seni suara, atau vokal daerah yang diungkapkan melalui suara mulut manusia yang bersentuhan dengan nada, bunyi atau instrumen pendukungnya. Sekar merupakan pengolahan suara yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Fungsi sekar secara khusus adalah memformulasikan dan mengungkapkan ungkapan perasaan melalui kata dan senandung dengan media seni suara manusia sebagai penghantarnya.

·         Karawitan Gending adalah seni suara yang diungkapkan melalui alat musik daerah, atau alat bunyi-bunyian. Arti Gending itu sendiri merupakan susunan nada-nada yang mempunyai bentuk yang teratur menurut konpensi tradisi. Menurut Machyar Angga Kusumadinata seorang tokoh karawitan Sunda mengatakan “gending ialah aneka suara yang didukung oleh suara-suara tetabuhan”. Pengertian dari tetabuhan tersebut tidak terbatas pada alat-alat gamelan saja, akan tetapi alat-alat non gamelan pun terdapat di dalamnya, seperti siter/ kecapi sebagai musik petik, calung, angklung, alat perkusi, alat alat musik tiup dan alat musik gesek.

Musik instrument dalam istilah karawitan disebut gending dapat diklasifikasikan berdasarkan cara produksi suara dan sumber bahan yang berbunyi yaitu:

  1. chardophone yaitu kelompok alat musik yang sumber bunyinya dari dawai (kawat atau snar),
  2. idiophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari badan alat musik itu sendiri, yang terbuat dari bahan perunggu, besi, kayu,
  3. membranophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari kulit atau paber glass,
  4. aerophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari udara,
  5. electrophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari aliran listrik – electronic.

 Selain itu musik instrumen dapat dilihat dari Cara memainkannya atau membunyikannya, dikarenakan dalam seni musik tradisional, alat musik sangat beragam, yaitu bisa disajikan dengan cara dipukul, dipukulkan, dipetik, ditepuk, ditepak, digoyang, ditiup, diisap, dan digesek. Selanjutnya musik tradisional itu dapat dilihat dari Cara pengolahan suara atau nada, yaitu dilihat dari panjang pendeknya, besar kecilnya, tipis tebalnya alat/waditra untuk wilahan, cembung cekungnya waditra penclon, besar kecilnya volume udara dalam lubang resonator, dan tegangan senar atau kawat, serta kencang kendurnya tali atau rarawat yang dalam waditra kendang, dogdog, terbang, bedug dan sejenisnya.

  • Karawitan Sekar Gending adalah bentuk penyajian seni suara daerah yang memadukan sekar dan gending. Sekar gending memiliki arti bentuk sajian seni suara dalam bentuk nyanyian yang diiringi instrumen. Kedua jenis seni suara itu mempunyai tugas yang sama beratnya, keduanya saling mengisi dan mempunyai keterkaitan yang tak dapat dipisahkan.

Ketiga bentuk karawitan di atas, masing-masing mempunyai cabangcabangnya yang berbeda satu sama lainnya. Perlu diketahui bahwa faktor lingkungan dalam masyarakat memang memberikan warna dan citra tersendiri pada masing-masing bentuk music tradisional itu. Selain itu teknik pergelaran, teknik suara, pola garaf, motif tabuhan alat musik, dan aspek musikal dapat membawa perbedaan dari jenis dan bentuknya.

 4.    Fungsi Musik

                 1.      Fungsi Musik Tradisional

Fungsi music sebagai hiburan. Konsep ‘fungsi’ mengundang pandangan subjektif seseorang tentang suatu pengalaman yang pernah ia peroleh dalam kehidupannya.

2.      Fungsi Alat Musik Tradisional

Dalam penyajiannya masing-masing alat musik/waditra memiliki fungsi yang berbeda, antara lain alat musik tradisional itu berfungsi untuk:

a) Pengisi suasana dalam suatu adegan sendratari atau gending karesmen. 

b) Sarana komunikasi, 

c) Sarana pertunjukan dan hiburan yang bersifat sosial maupun komersial ,

d) Sarana Ekspresi diri dan kreasi.

Secara khusus fungsi alat/waditra musik dalam kelompok gamelan adalah diantaranya:

  • waditra kenong pada prinsipnya permainan kenong merupakan aksen-aksen untuk memperkuat tabuh selentem, dan goong yang berfungsi sebagai penjaga irama atau anggeran wiletan (inter punctie),
  • waditra Kendang dan Bonang Degung, kacapi indung sebagai anceran wiletan yaitu alat musik yang dapat dijadikan sebagai pembawa/ pengatur irama yang memberi pengarahan dan menentukan embat atau tempo dari suatu lagu,
  • waditra rebab, suling, gambang berfungsi sebagai amardawa lagu atau melodi lagu,
  • waditra selentem, demung, saron, jentreng, diperankan sebagai arkuh lagu, atau balungan gending (cantus firmus), juga berfungsi sebagai kerangka lagu, serta
  • waditra rincik, kacapi rincik, gambang, suling sebagai adumanis lagu atau waditra-waditra yang memberikan ornament (lilitan melodi).

 Apabila kita melihat dari kuantitas waditra yang disajikan, maka akan terlihat adanya bentuk ansambel, seperti adanya kelompok:

1.       Ansambel besar yaitu sajian gending gamelan Pelog Salendro, gamelan Sekaten atau Gamelan Bali

2.      Ansambel Sedang seperti gamelan Degung, Renteng, Tarling, Angklung,

3.      Ansambel kecil seperti Talempong, tatagani, rengkong, Gondang

4.      Ansambel mandiri seperti Karinding, Calung, Dogdog, Kacapian.

      Gamelan Gong Gede yang biasanya melibatkan 30-50 orang pemain, memiliki suara yang agung, sehingga sering dipakai untuk memainkan tabuhtabuh gending klasik yang dinamis, dan difungsikan untuk mengiringi kegiatan upacara-upacara besar keagamaan di pura-pura dan pengiring upacara istana, termasuk untuk mengiringi tari-tarian upacara seperti Tari Topeng, Tari Rejang dan Tari Pendet. Dari berbagai sumber temuan diperoleh informasi bahwa musik gamelan dapat dimainkan dengan cara individu/semdiri sebagai konser musikal, dan bisa juga difungsikan sebagai musik pengiring vokal, pengiring pertunjukkan wayang, pertunjukan tari-tarian, upacara budaya ritual, upacara keagamaan, pesta rakyat (hajat laut, hajat hasil bumi), pengiring acara seremonial bagi keluarga kerajaan, serta gamelan dapat difungsikan sebagai media pendidikan music tradisional di sekolah dan luar sekolah juga digunakan sebagai media kreativitas untuk membuat komposisi musik modern.

Jenis alat musik tradisional lainnya yang berasal dari daerah Minahasa Sulawesi utara adalah Kolintang. Alat musik Kolintang ini terbuat dari kayu. yang dimainkan oleh enam orang. Menurut informasi dari beberapa sumber nama Kolintang berasal dari suara tang (nada rendah), ting (nada tinggi), dan tong (nada sedang/biasa) ditemukan oleh orang Minahasa bernama Lintang. Alat musik Kolintang ini difungsikan untuk mengisi berbagai acara seperti pesta pernikahan, peresmian, keagamaan dan pada acara pertandingan

 Rapai adalah alat music tradisional yang berasal dari NAD Sumatera, terbuat dari bahan dasar kayu dan kulit binatang, bentuk seperti Rebana. Rapai yang memiliki ragam jenisnya (Rapai Pasee, Rapai Daboih, Rapai Geurimpheng, Rapai Pulot, dan Rapai Anak) merupakan sejenis alat music perkusi yang berfungsi sebagai pengiring seni tradisional.

 Sampe Alat music sejenis gitar ini merupakan alat yang dimainkan dengan cara dipetik

dengan dawai 3-4 di bagian badan alat musik itu biasanya diberi ornament ukiran khas suku Dayak. berfungsi untuk mengiringi bermacammacam tarian

Demikian materi musik tradisional ini, semoga dapat menjadi wawasan. Terima kasih

 

 

 

Sumber : Buku Seni Budaya Kelas X

Seni Budaya/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

Thursday, May 21, 2020

MERANCANG PEMENTASAN SENI TATER Kelas X

MERANCANG PEMENTASAN SENI TATER


Merancang pementasan merupakan proses produksi dalam tata kelola atau kegiatan manajemen untuk menyiapkan materi seni teater (artisitik) dan melaksanakan kegiatan non materi seni (non artistik).

Persyaratan penting di dalam merancang pementasan teater meliputi dua jenis kegiatan penting terdiri dari: Kegiatan wilayah perancangan materi seni (artisitik) dan wilayah kegiatan di luar materi seni (non artistik) atau wilayah pengelolaan produksi (manajemen).

Pementasan teater akan terselenggara dengan baik, manakala dilakukan dengan baik melalui tahapan-tahapan kegiatan dalam merancang pementasan. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pementasan teater.

Perencanaan di dalam pementasan teater, meliputi; perencanaan non artistik dan perencanaan artistik. Perencanaan non artistik, serangkaian tindakan yang berkaitan dengan segala hal pengelolaan di luar materi seni. Sedang perencanaan artistik adalah semua hal yang berkaitan dengan materi seni yang komunikatif dan bermutu yang dilakukan oleh para pelaku seni.

Langkah-langkah perencanaan non artistik, terdiri dari: a. Pertemuan sekolah dan komite sekolah, b. Pembentukan panitia inti, c. Penentuan naskah lakon, d. Menyusun panitia, e. Tugas dan tanggungjawab panitia, f. Menyusun jadwal produksi dan pementasan, g. Menyusun proposal pementasan teater.

Merancang pementasan teater merupakan serangkaian tindakan dari suatu perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan dan pengawasan yang dilakukan pimpinan produksi dan sutradara dalam menyiapkan materi seni dan non seni dengan beberapa unsur pendukung pementasan untuk mencapai tujuan pementasan seni yang bermutu dan optimal.


Seni Teater, termasuk di dalamnya teater tradisional bukan hasil kerja individu, tetapi merupakan hasil kreativitas bersama (kolektif) dengan beberapa awak pendukung pentas. Karena itu di dalam teater perlu dibangun etos kerja yang optimal dan saling percaya, mulai dari kegiatan merancang hingga pementasan. Terkait pembelajaran merancang pementasan teater, kamu perlu pahami tentang; pemilihan dan penentuan lakon, pemilihan dan penentuan pemain dan pendukung pentas, melakukan latihan yang cukup, membuat dan menyiapkan unsur-unsur artistik dan non artistik pementasan. 

                                    PENGERTIAN MERANCANG PEMENTASAN TEATER

Merancang pementasan adalah suatu kegiatan berupa rangkaian tindakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan langkah-langkah memahami secara konseptual, teknik dan prosedural untuk menghasilkan tujuan pementasan. Pementasan teater secara umum, baik pementasan teater tradisional atau pun teater non tradisional (teater transisi, teater modern dan teater kontemporer) merupakan proses komunikasi atau peristiwa interaksi antara pementasan seni dengan penontonnya yang dibangun oleh suatu sistem pengelolaan, yakni manajemen pementasan.

Manajemen secara umum dapat dipahami sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan seorang pengelola seni dalam memberdayakan sumber- sumber (potensi) yang ada berdasarkan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi manajamen dalam sebuah kegiatan menurut Terry (1980) dapat dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan mulai dari; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan (POAC) guna mencapai tujuan kegiatan dengan efektif dan efisien. Tujuan yang dimaksud adalah mencapai tujuan pementasan seni teater.

Tujuan seni di dalam pengelolaan pementasan, termasuk di dalamnya pementasan teater adalah guna mencapai kualitas pementasan seni yang bermutu dan menjaga kesejahteraan beberapa awak pendukung pementasan di dalamnya. Dalam hal ini, kualitas pementasan seni ditanggungjawabi oleh seorang Manager Artistik, dikenal dengan istilah Sutradara. Kesejahteraan bagi beberapa awak pendukung pentas dipercayakan kepada seorang yang mengetahui secara ilmu dan praktik dalam merancang pementasan yang ditanggungjawabi seorang Manager Produksi atau Pimpinan Produksi.

Bagaimana dengan teater tradisional? Apakah kegiatan merancang dalam pementasan teater tradisional diperlukan? Pada awal pembentukannya teater tradisional, baik teater rakyat atau pun teater istana sama-sama melakukan kegiatan perancangan dalam pementasannya. Perancangan terhadap pementasan seninya dilakukan secara cermat, bersifat komunal dan memiliki fungsi seni bagi masyarakat pemiliknya. Artinya, teater tradisional awal kepemilikannya dan terbentuk seninya bersifat komunal masyarakat, tidak bersifat individual.

Dalam perkembangannya, setelah teater tradisional, bersifat kedaerahan terbentuk tidak lagi membutuhkan pengelolaan yang rumit dan baru, karena produk seni teater tradisional telah terwujud dengan aturan-aturan baku atau tetap dari hasil kesepakatan masyarakat secara turun temurun. Kedua jenis teater tradisional tersebut dengan fungsi dan latar belakang kepemilikan yangberbeda berdampak pada perbedaan hasil kualitas seninya. Pementasan teater tradisional rakyat memiliki sifat kesederhanaan, karena dibentuk oleh masyarakat huma, pertanian dan pedesaan. Teater istana hadir mewakili masyarakat berlatar belakang istana dengan cita rasa seni yang tinggi dan rumit (adiluhung). Mengapa demikian? Karena, teater tradisional rakyat hadir untuk mengisi waktu dikala waktu senggang, selepas pulang kerja di sawah, berburu, atau berlayar menangkap ikan di laut. Dengan alat musik seadanya dan bahan yang ada bersumber lingkungan sekitar, dengan kebiasaan hidup yang sederhana dan penuh canda tawa dan adat istiadat yang menyertai siklus hidupnya. Akhirnya, seni teater tradisional rakyat yang terbentuk dengan tata aturan pementasannya yang bersifat bersahaja, sederhana dan khas ke daerahan menjadi ciri masyarakat pemiliknya. Teater tradisional istana kehadirannya, karena dikerjakan oleh para empu (tokoh, bujangga) seni dengan maksud untuk meghadirkan kualitas seni yang bersifat agung, pencitraan sang penguasa (raja) dan cenderung selera seni yang tinggi dan rumit yang ditandai dengan unsur-unsur pembentuk seninya. Pementasan teater tradisional yang telah terbentuk dan mewakili selera seni masyarakat pemiliknya dengan penggambaran hidup kebiasaan masyarakat, teruji oleh waktu dan bersifat turun temurun kepemilikannya dari generasi ke genrasi melalui sistem transmisi (pewarisan).

Dengan tidak menampikkan kegiatan merancang pementasan pada teater tradisional, terutama menggarisbawahi emergency (darurat) manakala terjadi kekosongan peran, baik pemain musik atau pemeran lakon dengan mengantisipasi kejadian sakit atau meninggal dunia. Hal ini, sangat diwaspadai oleh kelompok atau grup teater tradisional, terutama dalam mempertahankan ketradisiannya dengan baik dan memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat penanggapnya. Untuk mengantisipasi terjadinya di luar kemampuan yang terjadi, kelompok teater tradisional, terutama teater rakyat, biasanya melakukan latihan pada pemain yang dirangkap oleh pemain musik atau pemain lakon. Itupun, manakala tidak ada orang lain yang mampu membawakan peran yang kosong. Hal ini pun, hanya dilakukan latihan pada bagian adegan atau pemegang alat musik tertentu yang dianggap kosong atau kurang lengkap dalam membawakan lakon dalam pementasan sesuai permintaan (penanggap seni).


Lain halnya dengan pementasan teater istana yang sangat syarat mengusung estetika seni yang tinggi dengan aturan (pakem) yang baku karena dikerjakan oleh para empu dibidang seni. Kegiatan merancang pementasan teater tradisional istana diperlukan dan dipegang oleh beberapa pelaku melalui sistem tata kelola. Terutama dalam urusan mempersiapkan materi seni atau wilayah artistik. Yakni, kegiatan merencanakan pementasan seni teater untuk mencapai kualitas seni yang adiluhung pada upacara-upacara terkait ceremonial istana yakni sebagai sarana pencitraan kebesaran raja dan atau para keluarga raja.
                    
                     Pada kenyataan dan prosesnya dalam kegiatan merancang pementasan teater yang sifatnya tradisional dan non  tradisional dalam pembelajarannya tetap harus dilakukan dengan menggunakan tata kelola dengan sistem manajemen produksi pementasan. Dengan latihan yang cukup dengan memakan waktu yang cukup, tidak jarang terjadi pergantian atau ke luar masuk para pemain. Hal ini, akan dialami dan terjadi pada pembelajaran merancang pementasan seni teater, terutama bagi teman-teman kamu, kamu sendiri yang belum memiliki mental berkesenian. Oleh karenanya, apakah kegiatan merancang pementasan teater di sekolah perlu dilakukan seperti proses berkesenian di luar sekolah, yakni minimal tiga bulan? Jawabannya, bisa ya, atau bisa lebih dari pada tiga bulan dalam realisasinya. Proses kegiatan merancang pementasan teater dapat dilakukan dengan cepat atau lambat dalam pelaksanaan. Hal ini, sangat bergantung pada kemauan dan keseriusan kamu dalam mengasah kemampuan kamu untuk belajar.

UNSUR-UNSUR KEGIATAN MERANCANG PEMENTASAN

Pementasan teater yang kamu rancang merupakan hasil dari proses kreatif yang dilakukan dengan bersama-sama (kolektif). Karena itu di dalam merancang pementasan teater perlu dibangun etos kerja yang optimal, tanggungjawab dan saling percaya.

Suatu pementasan seni, termasuk pementasan teater memiliki persyaratan. Persyaratan dimaksud sebagai unsur penting dalam terselenggaranya pementasann teater. Tanpa adanya persyaratan tersebut, pementasan seni tidak akan terwujud dengan baik. Unsur penting tersebut, secara umum meliputi; pelaku pementasan, penggiat pementasan, materi pementasan, penonton pementasan dan publikasi.

1.                 Unsur Pelaku Pementasan




Pelaku pementasan dalam pementasan teater tradisional atau pun teater non tradisional sering disebut dengan para pemeran, penari, pemusik dan para pekerja dibidang artistik pementasan. Pelaku seni dalam pementasan teater tradisional rakyat tidak sedetail dan serumit pada pementasan teater tradisional istana dan teater non tradisional, terutama pada orang-orang yang mengerjakan unsur artistik penunjang pementasan, seperti ; penata lampu, penata efek visual, penata musik, dst.

2.                 Unsur Penggiat Pementasan

Penggiat pementasan dalam pementasan teater tradisional atau pun teater non tradisional sering disebut dengan orang-orang atau para pendukung dibidang non artistik yang turut menyukseskan terlaksananya pementasan. Unsur penggiat teater dalam pementasan teater tradisional cenderung diabaikan. Karena unsur penggiat pementasan selaku unsur pendukung dibidang non artistik semua kebutuhannya, termasuk penonton dan publikasi telah diantisipasi atau dilakukan oleh pemilik acara.


                                                                    3.Unsur Materi Pementasan

Syarat ketiga sebagai unsur penting di dalam merancang pementasan teater adanya perhatian terhadap unsur materi seni atau pementasan teater. Materi pementasan yang dimaksud adalah wujud pementasan teater yang dibangun melalui proses kreatif melalui tahapan dengan menggunakan medium tertentu bersifat kolektif (bekerja bersama) dengan wilayah kerja dan tanggungjawab secara bersama (kolaborasi). Unsur penting berikutnya di dalam pementasan teater adalah hadirnya penonton.

1.                                                                                    4. Unsur Penonton Pementasan


Penonton adalah orang-orang atau sekelompok manusia yang sengaja datang untuk menyaksikan tontonan. Penonton dapat juga dikatakan sebagai apresiator, penikmat, penilai, terhadap materi seni (seni teater) yang dipentaskan. Oleh karena itu, kehadiran penonton dalam suatu pementasan adalah bersifat mutlak. Tanpa penonton, pementasan teater adalah hanyalah kesia-siaan atau kegiatan mubazir. Karena pementasan teater membutuhkan suatu penilaian, penghargaan atau kritikan dari orang lain dalam rangka menciptakan peristiwa seni sebagai peristiwa budaya. Penilaian terhadap pementasan teater tradisional untuk setiap penonton sangatlah berbeda dan bersifat relative sesuai dengan tujuan dan fungsi (hiburan atau upacara) seni teater dipentaskan.

                                                                  5.Unsur Publikasi


Publikasi merupakan upaya sosialisasi atau informasi kepada penonton yang dilakukan penggiat pementasan tentang lakon apa yang akan dipentaskan? Kapan waktu pementasannya? Dimana dipentaskan?

Publikasi pementasan teater tradisional tidak dilakukan secara profesional sebagaimana teater non tradisional. Publikasi sifatnya lebih sederhana dan praktis dilakukan pada saat awal pertunjukan dimana seorang wakil rombongan kesenian teater menyampaikan kata-kata ucapan selamat datang kepada penonton dan yang punya hajat (punya acara) dengan pernyataan “Hari ini kita main di daerah Tempuran, Kecamatan Tempuran Kabupaten karawang, dan esok hari kita akan main di Taman Budaya


Teknik Merancang Pementasan Teater

Teknik adalah cara, upaya, strategi dan metode untuk memudahkan kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Terkait teknik dalam pementasan teater dapat dipahami sebagai suatu cara dan upaya kamu bersama teman-teman satu kelas atau kelompok yang dibentuk untuk terlibat dalam merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan dan mengevaluasi pementasan teater yang kamu akan lakukan.

Teknik pementasan teater yang dapat dilakukan bersama-sama teman dalam pementasan dapat dibagi dalam dua wilayah kegiatan. Wilayah kegiatan artistik dan non artistik. Kegiatan wilayah artistik bertugas untuk menyiapkan materi(produk) seni teater. Wilayah non artistik bertugas sebagaipenyelenggara pementasan.

Dengan demikian, secara teknis pementasan teater adalah suatu kegiatan yang tidak dapat lepas dari kegiatan manajemen dengan memfungsikan sumber-sumber yang ada, meliputi; siswa, guru dan orang tua; keuangan; metode; mesin/teknologi; bahan dan alat; sampai pada pemasaran jika memungkinkan.

Pementasan teater dapat kamu lakukan dengan cara pembagian wilayah kerja; artistik dan non artistik, meliputi kegiatan merencanakan, peng- organisasian, penggerakan dan pengawasan terhadap kegiatan merancang pementasan teater.

1.        Merencanakan Pementasan teater

Perencanaan merupakan suatu langkah kegiatan awal dalam menetapkan kegiatan melalui tahapan kerja untuk mencapai tujuan yang telah digariskan, termasuk kegiatan pengambilan keputusan dan pilihan alternatif-alternatif keputusan. Keputusan-keputusan di dalam perencanaan tersebut dilakukan oleh seorang pimpinan. Oleh karena itu, perencanaan non artistik yakni perencanaan di luar pementasan seni di dalam manajemen seni pementasan atau pementasan dipimpinan oleh seorang manager yang disebut dengan Manager Produksi atau Pimpinan Produksi. Sedangkan keputusan-keputusan di dalam perencanaan artistik teater dilakukan oleh Manager Artistik atau Sutradara.

Tujuan dari perencanaan adalah untuk menghindari tingkat kesalahan atau hambatan yang akan terjadi serta sekaligus mendorong peningkatan pencapaian tujuan dari sebuah rencana pementasan dalam hal ini pementasan teater.

Perencanaan non artistik di dalam pementasan teater, meliputi pengelolaan dibidang: personal pementasan, administrasi, keuangan, publikasi, dokumentasi, pemasaran, kemitraan dan laporan pementasan. Dari sekian banyaknya perencanaan kerja yang harus dilakukan, seorang Pimpinan Produksi perlu melakukan pengorganisasian dan pembagian wilayah kerja berdasarkan potensi yang ada, termasuk potensi yang ada di sekolah dengan segala keterbatasannya.

Rencana pementasan teater atau merencanakan kegiatan lainnya, biasanya diawali dengan suatu rapat atau pertemuan terbatas dengan agenda suatu program kegiatan yang akan dan harus dilaksanakan oleh lembaga atau sekolah atas kesepakatan bersama.

Tahapan merencanakan pementasan teater sebagai langkah kerja dalam kegiatan merancang pementasan dapat dikemukan sebagai berikut.

a.     Pertemuan Sekolah dan Komite Sekolah

Pertemuan untuk mufakat adalah suatu hal penting untuk dilakukan dalam memulai suatu kegiatan, terutama kegiatan yang telah diprogramkan. Pertemuan sekolah antara kepala sekolah dan guru-guru dengan komite sekolah merupakan agenda awal yang harus dilakukan dalam perencanaan pementasan teater. Pementasan teater sebagai wahana aktivitas dan kreativitas pembelajaran seni di sekolah tanpa melibatkan unsur-unsur pemegang kebijakan pendidikan seperti, guru kesenian. Bagian dari perencanaan yang telah diprogramkan akan mengalami banyak kendala terutama dukungan moral dan material yang berasal dari peserta didik atau orang tua kamu (kebijakan komite sekolah). Hal ini akan menyebabkan adanya persoalan teknis dan non teknis di lapangan.

a.     Pembentukan Panitia Inti

Pembentukan panitia inti dalam sebuah rencana kegiatan adalah hal penting yang harus dilakukan.Dengan adanya panitia inti maka akan memudahkan suatu tindakan pengorganisasian selanjutnya. Panitia inti di dalam teater, terdiri dari penunjukan atau pengangkatan posisi jabatan untuk Pimpinan Produksi dan Sutradara. Pimpinan Produksi dapat dipilih dari guru atau orang tua murid. Tetapi Sutradara harus dipilih dari guru bidang seni atau pelatih di luar sekolah dengan jaminan sebuah kesepakatan dan jelasan honorium. Hal ini dilakukan untuk menjaga hakekat pengelolaan atau manajemen yakni saling menguntungkan dan memahami rasa kebersamaan satu sama lain.

b.     Penentuan Naskah Lakon

Penentuan lakon atau naskah lakon adalah tanggungjawab seorang sutradara dan diputuskan secara bersama dengan pertimbangan; Apakah sesuai atau tidak tematik lakon yang dibawakan dengan tingkat kemampuan dan sasaran penonton ? Mengapa naskah atau lakon tersebut yang dipilih? Hal ini jelas harus memiliki alasan positip bagi kemajuan bersama dari peluang yang memungkinkan. Bagaimana merealisasikannya? Hal ini pun harus disesuaikan dengan kemampuan atau kekuatan yang dimiliki berupaya mencari peluang yang memungkinkan, biasanya benturannya masalah pendanaan.

Pementasan teater, dapat diselenggarakan dalam lingkup yang besar, artinya melibatkan personal yang banyak dengan sejumlah proses latihan yang cukup panjang dan biaya yang dibutuhkan pun akan lain dengan pementasan teater dalam lingkup kecil. Sebaiknya, karena lingkupnya sekolah dan menyangkut pembelajaran. Kamu dianjurkan yang sederhana saja tetapi diberi pengalaman berkesenian secara optimal, terutama dalam memperlakukan lakon hendaknya dilakukan dengan teknik analisis terhadap lakon.

Analisis artinya mengurai, memecahkan atau membedah sesuatu hal berdasarkan kaidah ilmiah dengan memfungsikan daya pikir. Analisis naskah dalam seni teater adalah kemampuan untuk mengurai dan menghubungkan tokoh dengan beberapa unsur naskah yang dibaca, digali, diseleksi, disusun dan diwujudkan secara kreatif dalam bentuk pementasan teater. Kegiatan analisis naskah bersumber dari naskah yang dibaca kemudian dituangkan dalam bentuk draf atau format analisis naskah. Adapun draf atau format analisis naskah lakon.

Keuntungan penyusunan lakon teater dengan membuat analisis/ tafsir terhadap naskah adalah untuk memudahkan koordinasi kerja dalam melakukan latihan. Menyusun lakon teater secara bersama-sama akan membangun kesamaan visi dan misi yang ditampilkan oleh kelompok. Adapun tujuan akhirnya dengan melakukan analisis naskah agar terciptanya keutuhan, keterpaduan dan keharmonisan dalam menyusun lakon teater yang sesuai dengan naskah yang akan ditampilkan. Langkah selanjutnya dalam kreativitas menyusun lakon teater adalah melakukan proses latihan yang bersifat individu dan kelompok. Hal ini untuk mencapai bentuk pementasan teater yang telah direncanakan sebelumnya dan akhirnya kamu melakukan presentasi seni peran lisan dan tulisan secara kelompok.

a.     Menyusun Panitia

Pengorganisasian dalam pementasan teater di sekolah lebih sesuai dengan bentuk organisasi panitia. Pola ini bersifat praktis dan tentative (sewaktu-waktu) artinya panitia dibentuk sesuai dengan kapasitas kebutuhan yang dibentuk dan dibubarkan sesuai dengan batas waktu berakhir. Susunan panitia yang dapat dilakukan dalam pementasan teater di sekolah seperti bagan atau struktur di bawah ini.



Pelindung

Pelindung kegiatan dapat dilakukan dan menempatkan:

4Kepala Sekolah

4Komite Sekolah

 

Penasehat

Penasehat kegiatan dapat dilakukan dan menempatkan:

4Dewan Kelas

4Wali Kelas

 

Penanggungjawab

Penanggungjawab kegiatan dapat dilakukan dan menempatkan :

4Ketua Kelas

 

Pembimbing

Pembimbing atau pendamping kegiatan dapat diangkat dari :

4Guru kesenian

4Guru kelas yang diperbantukan

4Orang tua murid yang diperbantukan

 

Pimpinan Produksi

Pimpinan produksi adalah seorang manager atau pimpinan yang mengelola produksi seni, dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Biasanya ditunjuk seorang guru atau dirangkap oleh kepala sekolah atau komite sekolah, karena harus memiliki kemampuan managerial yang baik dan waktu yang cukup untuk melaksanakannya.

 

Sutradara

Sutradara adalah seorang pembelajar yang memiliki wawasan dan pengalaman seni di bidang seni teater, bertugas sebagai pemeran pertama dan penafsir naskah garap, pengarah, pemimpin, motivator dalam proses produksi materi pementasan teater yang telah direncanakan. Tipe, gaya dan pengalaman seorang sutradara dalam berkesenian teater sangat menentukan kualitas produk pementasan teater. Sutradara dalam pementasan teater yang akan dipentaskan, kalau memungkinkan lebih baik dipilih atau ditentukan oleh kamu dan Guru. Jika tidak memungkinkan dan diragukan, lebih baik menggunakan tenaga instruktur atau pelatih teater dari luar sekolah.


Panitia Inti dan Staf Bidang Produksi

Panitia dalam lingkup bidang produksi disebut pula panitia non artistik. Pengembangan bentuk kepanitiaannya sangat tergantung pada tujuan pementasan yang diharapkannya, apakah pementasan cukup di sekolah atau harus di luar sekolah? Semakin besar kegiatan yang harus dilaksanakan semakin besar tantangan yang dihadapi dan ditangani.

Panitia inti, terdiri dari sekretaris dan bendahara. Staf bidang produksi terdiri dari bidang acara, sekretariat, dana usaha, publikasi, dokumentasi, perlengkapan, kesejahteraan, umum dan keamanan.

 

Penata Artistik dan Crew Artistik

Panitia dalam lingkup bidang artistik, terdiri dari orang-orang yang ahli di bidangnya dan apabila kegiatan di sekolah lebih baik dipadukan dengan mata pelajaran lain, yakni mata pelajaran seni terpadu dan kerajinan. Pengembangan bentuk kepanitiaannya sangat tergantung pada situasi dan kondisi apa yang dibutuhkan.

Pengerjaan artistik tidak harus dibeli dengan harga mahal. Inti artistik adalah pensiasatan apapun yang dapat dibentuk dan dibuat asal sesuai dengan apa yang diarahkan Sutradara.

Para penata dan crew artistik dalam pementasan, terdiri dari: Stage Manager, Penata Tari, Penata Musik, Penata Panggung, Penata Rias Busana, Penata Lampu, Penata Property, Pekerja Panggung/Stage Crew.

 

a.     Tugas dan Tanggung Jawab Panitia

Panitia pementasan telah tersusun dan diputuskan secara musyawarah, selanjutnya perlu dilakukan sosialisasi dan pemahaman tugas serta tanggungjawab yang harus dilakukan oleh masing-masing staf dan bidang di dalam kepanitiaan. Hal ini dilakukan agar panitia yang satu dengan yang lainnya terjadi satu kesatuan; saling menghormati, saling mempercayai, menjunjung azas kekeluargaan dan menghindari overlapping, artinya mengerjakan suatu pekerjaan orang lain yang sebenarnya bukan tugas dan tanggungjawab dirinya. Sehingga mendorong terjadinya bias dan ketidak jelasan tugas dan tanggungjawab dalam mekanisme kerja.

    Pelindung

Pelindung adalah seorang atau beberapa orang panitia diangkat sebagai pelindung atau pengayom kegiatan pementasan, tugas dan tanggungjawab:

    Bertugas melindungi atau mengayomi seluruh kegiatan pementasan, baik secara kedinasan atau pun pribadi, terutama berkaitan dengan kepentingan pembuatan surat rekomendasi dan izin kegiatan bagi para birokrat maupun orang tua kamu yang terlibat di dalamnya.

    Tanggungjawabnya, berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan masukan positif keselamatan pementasan.

 

Penasehat

Penasehat adalah seorang atau beberapa orang panitia yang diangkat sebagai penasehat kegiatan pementasan. Tugas dan tanggungjawab:

    Bertugas memberi masukan-masukan tentang hal-hal yang positif dan hal yang negatif, terutama dalam hal proses produksi dan proses penciptaan teater di lapangan baik teknik maupun non teknis.

    Tanggungjawabnya berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan pementasan seni.

 

Penanggungjawab

Penanggungjawab adalah seorang atau beberapa orang panitia diangkat sebagaipenanggungjawab kegiatan pementasan, Tugas dan tanggungjawab:

    Bertugas menanggungjawabi seluruh kegiatan pementasan, baik secara teknis maupun non teknis dilapangan terutama berkaitan dengan kepentingan pemberdayaan organisasi sebagai bagian dari kreativitas di sekolah.

    Tanggungjawabnya berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan hal- hal pertanggungjawaban seluruh kegiatan pementasan.

Pembimbing

Pembimbing adalah seorang atau beberapa orang panitia diangkat sebagai pembimbing kegiatan pementasan, Tugas dan tanggungjawab.

    Bertugas membimbing dan membantu kegiatan pementasan, baik teknis maupun non teknis di lapangan, terutama berkaitan dengan memotivasi agar anak terdorong kemampuannya dan berbuat serta bersikap penuh dengan kebebasan tanpa paksaan.

    Tanggungjawabnya berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan proses pembimbingan agar lebih baik dan optimal.

 

Pimpinan Produksi

Pimpinan produksi adalah seorang panitia inti yang diangkat melalui musyawarah sekolah dan komite sekolah dengan persetujuan dan dikukuhkan melalui surat keputusan. Tugas dan tanggungjawab:

    Bertugas merencanakan, mengorganisir, menggerakan dan melakukan kontrol atau pengawasan terhadap kegiatan yang tengah dan akan dilaksanakan guna tercapainya suatu tujuan pementasan teater secara efektif dan efisien.

    Berhak menegur dan memberi saran serta peringatan kepada panitia apabila terjadi kekeliruan atau indisipliner kerja.

    Berwenang untuk mengadakan evaluasi kerja terhadap masing-masing bidang/ seksi dalam kepanitiaan.

    Bertanggungjawab pada pimpinan, anggota, dan diri sendiri, terutama dalam hal pertanggungjawaban kegiatan pementasan serta termasuk di dalamnya masalah kesejahteraan seluruh pendukung pementasan.

 

Sekretaris

Sekretaris adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. tugas dan tanggungjawab:

 Sekretaris bertugas melakukan pencatatan, penghimpunan, inventarisir, pendataan, penataan kegiatan dibidang administratif organisasi. Dalam pelaksanaannya sekretaris dibantu oleh bidang sekretariat.    Sekretaris bertugas membantu dan melaporkan seluruh program kegiatan masing-masing bidang kepada seluruh panitia pementasan.

    Sekretarisberhakuntukmengajukankebutuhanperalatanadministrasi, guna kebutuhan sarana pendukung pelaksanaan kegiatan organisasi.

    Sekretaris berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi.

    Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.

 

Bendahara

Bendahara adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:

    Bendahara adalah sebagai pemegang kekuasan keuangan dalam sebuah organisasi atas persetujuan pimpinan produksi.

    Bertugas merencanakan dan melaksanakan pencarian sumber- sumber pendanaan (donor organisasi) atau pinjaman, guna memperlancar jalannya kegiatan pementasan yang tengah dan akan dilaksanakan.

    Bertugas melakukan pencatatan dan pendataan tentang pendapatan dan pengeluaran keuangan panitia.

    Bertugas melaporkan seluruh keuangan dalam setiap kegiatan kepada panitia.

    Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi.

    Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.

 

Bidang Acara

Bidang acara adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:

    Bidang acara adalah pemegang keseluruhan acara dalam sebuah kepanitiaan atas persetujuan pimpinan produksi.

    Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan  seluruh rangkai acara pementasanteater. Terutama, menyusun jadwal kegiatan, jadwal acara pementasan, mulai menunjuk master of ceremony (MC), protokoler, penempatan tamu undangan, penonton, dan kegiatan diskusi setelah atau sebelum pementasan.

    Bertugas melaporkan seluruh acara dan rangkaian acara kepada panitia dan pendukung acara.

    Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang kegiatan bidang acara.

            Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.

  

Bidang Sekretariat

Bidang sekretariat adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diber- hentikan oleh pimpinan produksi berdasar- kan musyawarah. Tugas dan tanggung jawab:

    Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan administrasi pementasan teater. Terutama membuat dan mengarsipkan surat-menyurat, mendesain dan membuat undangan, tiket, acara; menyusun dan membuat proposal serta membuat laporan pementasan teater.

  Membantu bidang lain yang berkaitan dengan wewenang bidang sekretariat atau kegiatan pengetikan.

    Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada Sekretaris tentang bidang sekretariat.

    Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.

 

Bidang Dana Usaha

Bidang dana usaha adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:

Bidang dana usaha adalah sebagai pemegang kekuasaan pencarian dana dalam sebuah kepanitiaan atas persetujuan pimpinan produksi dan bendahara     Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegia- tan penghimpunan dana dan barang atau produk acara pementasan teater. Terutama, penjaringan dana melalui penjualan tiket, sponsor, donator dan bentuk usaha lain yang dapat mendatangkan keuangan bagi terselengggaranya pementasan teater.

    Bertugas melaporkan seluruh kegiatan pencarian dana dan barang atau produk kepada pimpinan produksi dan bendahara.

    Diminta atau tidak, berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan bendahara tentang bidang dana usaha.

    Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi. 

Bidang Publikasi

Bidang publikasi adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:

    Bidang publikasi adalah sebagai pemegang kekuasaan dibidang publikasi dalam suatu panitia pementasan.

. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan publikasi berupa informasi pementasan teater, melalui media: radio, televisi, media cetak, poster, spanduk, baligo atau pun selebaran/ flayer 
     

Bertugas melaporkan seluruh kegiatan publikasi dan hal-hal yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.

    Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang publikasi.

    Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.

 

Bidang Dokumentasi

Bidang dokumentasi adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:    Bidang dokumentasi adalah pemegang kekuasaan dibidang dokumentasi dalam suatu kepanitiaan.

    Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan dokumentasi pementasan teater, baik berupa photo, video maupun membantu pengarsipan sebagai bahan laporan.

    Bertugas melaporkan seluruh kegiatan dokumentasi dan hal-hal yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.


Sumber: Dok. penulis Gambar 15.6

Kameraman sebagai Panitia di Bidang Dokumentasi


    Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang dokumentasi.

    Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.

 

Bidang Sarana dan Perlengkapan

Bidang sarana dan perlengkapan adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:

    Bidang sarana dan perlengkapan adalah pemegang kekuasaan dibidang sarana dan perlengkapan dalam sebuah kepanitiaan.

    Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan terkait sarana dan perlengkapan yang dibutuhkan bagi kelancaran sebuah pementasan.

    Bertugas melaporkan seluruh kegiatan sarana dan perlengkapan dan hal-hal yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.

    Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang sarana dan perlengkapan.

    Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.

 

Bidang Transportasi

Bidang transportasi adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:    Bidang transportasi adalah pemegang kekuasaan dibidang transportasi dalam sebuah kepanitiaan.

    Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan transportasi bagi artis dan pendukung pementasan serta pengangkutan barang.

    Bertugas melaporkan seluruh kegiatan transportasi dan hal-hal yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.

    Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang transportasi.

    Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.

 

Bidang Kesejahteraan

Bidang kesejahteraan adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:

    Bidang kesejahteraan adalah pemegang kekuasaan dibidang kesejahteraan dalam sebuah kepanitiaan.

    Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan kesejahteraan pendukung pementasan, meliputi: konsumsi, dan P3K.

    Bertugas melaporkan seluruh kegiatan kesejahteraan dan hal-hal yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.

    Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang kesejahteraan.

    Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.

 

Bidang Umum

Bidang umum adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah, Tugas dan tanggungjawab:

    Bidang umum adalah pemegang kekuasaan dibidang umum dalam sebuah kepanitiaan.

    Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan dibidang umum sebagai tenaga cadangan yang harus siap membantu bidang lain yang membutuhkan, terutama sebagai tenaga pelaksana di lapangan.     Bertugas melaporkan seluruh kegiatan umum selama proses dan kegiatan akhir pementasan.

    Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang umum.

    Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.

 

Bidang Keamanan

Bidang keamanan adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:

    Bidang keamanan adalah pemegang kekuasaan dibidang keamanan dalam sebuah kepanitiaan.

    Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan keamanan penonton, jiwa dan barang pendukung selama proses latihan dan pementasan berlangsung.

    Bertugas melaporkan seluruh kegiatan keamanan dan hal-hal yang terjadi selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.

    Diminta atau tidak, berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang lingkup bidang keamanan.

    Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.

 

a.    Menyusun Jadwal Produksi dan Pementasan

Jadwal produksi atau jadwal kegiatan produksi dan pementasan atau lebih populer dengan istilah time schedule merupakan langkah berikutnya setelah kita menyusun panitia. Jadwal produksi berisi susunan materi program dan urutan waktu dalam menyiapkan pementasan dari masing- masing bidang, baik kegiatan artistik maupun non artistik. Jadwal produksi didasarkan atas perhitungan efisensi waktu dan proses latihan materi seni danproduksisertaefektivitaspementasanteaterdengancarapemberdayaan sumber-sumber yang ada dan cenderung hemat tetapi tidak mengurangi kualitas seni teater yang dihasilkan.

Time Schedule berfungsi memberi gambaran, dan penjelasan tentang rencana pementasan berdasarkan target waktu, target tujuan, target proses dan target hasil. Hal ini memudahkan seluruh panitia untuk mengetahui, memahami dan melaksanakan agenda sesuai dengan prosedur yang harus ditempuh. Time schedule itu ibarat kompas atau peta konsep yang akan dijalani dan agar tidak tersesat dalam menghadapi banyak kendala serta persoalan di lapangan kelak.

Menyusun jadwal kegiatan dalam pementasan teater tradisional hampir tidak ditemukan. Jadwal pada pementasan teater tradisional cenderung bersifat jadwal atau agenda pementasan yang telah disepakati antara penanggap pementasan dengan kelompok pementasan teater tradisional. Hal ini pun, kadangkala berupa cacatan yang tidak formal, seperti catatan harian yang dilakukan dengan menggunakan sebuah buku tulis. Namun tidak menutup kemingkinan kelompok pementasan teater rakyat pun, ada yang sudah menggunakan format daftar pesan acara.

Pencatatan daftar acara pementasan pada teater tradisional dilakukan untuk menghindari terjadinya bentrokan acara pementasan dalam waktu yang sama. Hal ini juga untuk keefektifan dan keefisienan sehingga kelompok pementasan teater tradisional mendapat kepercayaan yang tinggi dari para penanggapnya dan tidak rugi secara financial karena harus melakukan ganti rugi akibat kekhilafan pencatatan jadwal pementasan. 

a.        Menyusun Proposal Pementasan Teater

Akhir dari merancang pementasan teater adalah seorang pimpinan produksi mengimplementasikannya dalam bentuk proposal pementasan. Proposal dapat diartikan sebagai pengajuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal ini, berfungsi untuk pihak-pihak yang memiliki legalitas dan membutuhkan kegiatan kerjasama, terutama dalam hal lampiran: perijinan, kemitraan, donasi, dan publikasi.

Pembuatan proposal pementasan teater secara isi dapat dilakukan dengan strategis 5 W + 1H, yaitu What, lakon apa yang akan dipentaskan? Why, mengapa mementaskan lakon tersebut? Who, siapa yang akan memainkan dan yang menggarapnya? When, kapan akan dipentaskan? Where, dimana kita akan pentas atau pementasan? dan How, bagaimana cara melaksanakannya agar tercapai tujuan seni. Dengan demikian di dalam merealisasikan program dapat diajukan sejumlah pertanyaan seperti apa itu pementasan teater, 




Demikian materi seni budaya tentang Merancang Pementasan Seni Teater semoga dapat memberi wawasan bagi pembacanya.



Sumber: Buku paket seni budaya kelas X SMA/MA/SMK/MAK Kementerian Pendididkan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2017