Blog ini memberikan serba serbi informasi dari berbagai serbi dari informasi serba ada.
Wednesday, July 28, 2021
Materi Memahami Konsep Seni Kelas X
Memahami Konsep Dasar Budaya Kelas X Semester 1
PENGERTIAN BUDAYA
Pengertian Budaya menurut para ahli
Dalam bukunya "Primmitive Culture" Tylor menjelaskan bahwa pengertian budaya / kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks dan rumit, dimana didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat-istiadat, maupun kemampuan lainnya, serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh dari manusia dalam kehidupan dan posisinya sebagai anggota masyarakat.
oleh Ranjabar, 2006.
Pengertian Kebudayaan Menurut Goodenough
Pengertian kebudayaan adalah suatu sistem kognitif yang terdiri atas ilmu pengetahuan, nilai serta kepercayaan yang berada didalam pemikiran anggota-anggota individu dalam masyarakat.
Dengan kata lain, kebudayaan berada dalam tatanan kenyataan yang ideasional. Kebudayaan juga merupakan perlengkapan mental dimana oleh masing-masing anggota masyarakat menggunakannya dalam proses transaksi, orientasi, pertemuan, perumusan gagasan, pengelompokan, serta penafsiran perilaku sosial nyata dalam masyarakat mereka.
(dalam Kalangie, 1994)
Menurut Cirero, kebudayaan merupakan hasil pengolahan jiwa dan pemikiran manusia yang digunakan untuk mengembangkan masyarakat.
Pengertian Budaya / Kebudayaan Menurut Linton (dalam Sukidin, 2005)
Pengertian kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dari hasil tingkah laku, yang unsur-unsur pembentukannya kemudian didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bhwa budaya merupakan suatu cara hidup yang bersumber dari akal budi manusia, dijadikan nidentitas dan hak milik , serta diturunkan turun - temurun dalam suatu masyarakat.
Pengertian Seni Budaya
Seni Budaya adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia tentang cara hidup berkembang secara bersama pada suatu kelompok sosial yang memiliki unsur keindahan (estetika) secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. (satujam.com)
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
1. Sistem kepercayaan / Religi
2. Sistem Pengetahuan
3. Sistem Teknologi
4. Sistem Ekonomi
5. Sistem Kemasyarakatan
6. Bahasa
7. Kesenian
FUNGSI BUDAYA
· Mempersatukan warga masyarakat.
· Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga masyarakat.
· Mendorong perubahan dalam masyarakat.
MATERI KELAS X SMK 3.1 BUDAYA
KD 3.1. Memahami konsep budaya
KD 4.1. Mempresentasikan konsep budaya
LINGKUP MATERI
1. Pengertian Budaya
2. Unsur-unsur Budaya
3. Fungsi Budaya
4. Klarifikasi Kebudayaan
5. Budaya Pendalungan
MATERI
1. Pengertian Budaya
”Budaya berasal dari bahasa Sangsekerta, yaitu budi (akal) dan daya (manusia). Budaya adalah kegiatan masyarakat pada suatu daerah yang menggambarkan ciri dan karakteristik daerah tersebut. Kegiatan ini diturunkan secara turun temurun dan dijaga serta dilestarikan hingga saat ini”.
2. Unsur- unsur Budaya
Menurut Kluckhohn (Universal Categories of Culture, 1953) unsur budaya dibagi menjadi 7. Antara lain adalah :
a. Sistem religi dan upacara keagamaan.
b. Sistem organisasi kemasyarakatan.
c. Sistem pengetahuan.
d. Sistem mata pencaharian hidup.
e. Sistem teknologi dan perlengkapan hidup.
f. Sistem bahasa.
g. Kesenian.
3. Fungsi Budaya
a. Menciptakan hasil karya manusia dalam bentuk melahirkan teknologi dan pola pikir pada suatu daerah yang berpijak pada budaya setempat.
b. Patokan sebagai perwujudan norma dan nilai-nilai sosial untuk menghasilkan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan disuatu daerah.
c. Menjadikan pola-pola perilaku (patterns of behavior) yang merupakan cara-cara masyarakat untuk bertindak atau berkelakuan yang sama, dimana harus diikuti oleh semua anggota masyarakat yang lain.
4. Klarifikasi Kebudayaan
Klarifikasi kebudayaan dapat dibedakan berdasarkan ciri karakteristik pada suatu daerah. Klarifikasi tersebut diantaranya adalah :
a. Rumah adat
b. Alat musik tradisional
c. Bentuk kesenian
d. Adat istiadat
e. Pakaian daerah
f. Bahasa daerah
g. Budaya Pendalungan
“Budaya pendalungan adalah budaya baru dari percampuran budaya Jawa dan budaya Madura. Budaya ini tumbuh dan berkembang di daerah Tapal Kuda (Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, dan Bondowoso)”.
Ekspresi seni terbagi menjadi dua, yakni
1. Seni sebagai media komunikasi
2. dan gambar sebagai media ekspresi
Fungsi budaya dalam masyarakat meliputi, mempersatukan masyarakat, memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, dan mendorong perubahan dalam masyarakat.
Demikian materi seni budaya tentang konsep budaya.
Sumber : Buku Seni Budaya Jilid 1 Penerbit Erlangga
Bebagai sumber lainnya
Tuesday, January 19, 2021
Materi Seni Nusantara Tradisional Kelas X Semester Genap
Materi Seni Nusantara Tradisional Kelas X Semester Genap
A. Seni Nusantara Tradisional
Saturday, October 3, 2020
PENGERTIAN KARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI (3D) MATERI SENI BUDAYA KELAS X
PENGERTIAN KARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI (3D) MATERI SENI BUDAYA KELAS X
A. Pengertian Karya Seni Rupa Tiga Dimensi (3D)
Pengertian Karya Seni Rupa 3 Dimensi
Seni rupa tiga dimensi adalah karya seni yang tidak hanya dibatasi oleh sisi panjang dan lebar, tetapi juga dibatasi oleh kedalaman atau tinggi. Dalam bahasa yang sederhana adalah karya seni yang memiliki volume dan menempati sebuah ruangan.
Karya seni rupa 3 dimensi ada yang memiliki fungsi pakai dan ada yang memiliki fungsi hias saja. Untuk berkarya seni rupa 3 dimensi ini kamu dapat memilih dan mencoba berbagai bahan, teknik dan alat sesuai dengan objek dan fungsi yang kamu inginkan.
Karya seni 3 Dimensi mempunyai 3 ukuran yaitu Panjang Lebar Tinggi yang tentunya memiliki ruang.( isi )
B. Jenis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
Seperti juga karya seni rupa dua dimensi, berdasarkan fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai (seni rupa terapan-applied art) dan karya seni rupa yang hanya memiliki fungsi ekspresi saja (seni rupa murni-pure art). Perbedaan fungsi ini pada dasarnya ditentukan oleh tujuan pembuatannya. Karya seni rupa sebagai benda pakai yang memiliki fungsi praktis dibuat dengan pertimbangan fungsinya. Dengan demikian bentuk benda atau karya seni rupa tersebut akan semakin indah dilihat dan semakin nyaman digunakan.
Karya seni rupa dapat pula di bedakan atau dikategorikan berdasarkan temanya. Tema merupakan gagasan pokok dalam sebuah karya seni. Tema seringkali dikatakan sebagai persoalan utama yang diungkapkan oleh seniman atau perupa dalam karyanya. Tema tidak selalu tampak secara kasat mata (eksplisit) tetapi lebih sering tersirat (implisit). Sebagai contoh, tema lingkungan misalnya, dapat diidentifikasi dengan objek-objek natural (alam) seperti flora, fauna atau pemandangan alam yang indah, tetapi dapat juga melalui objekobjek yang berlawanan atau bertentangan dengan kaidah-kaidah keindahan alam. Walaupun akan tampak seperti berlawanan, tetapi pesan yang ingin disampaikan oleh perupa atau senimannya ada dalam tema yang sama yaitu kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Perhatikan karya-karya seni rupa yang ada disekitarmu, seperti yang ada dalam berbagai media cetak atau elektronik.
C. Nilai Estetis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
Mempelajari seni tidak terlepas dari persoalan estetika dan keindahan. Estetika identik dengan seni dan keindahan. Pendapat ini tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya tepat. Perkembangan konsep dan bentuk karya seni menyebabkan pembicaraan tentang estetika tidak lagi semata-mata merujuk pada karya seni yang indah dan sedap dipandang mata. Dengan memahami persoalan estetika dan seni diharapkan wawasan kamu dalam melakukan apresiasi, kritik maupun berkarya seni semakin terbuka. Menghadapi karyakarya seni yang dikategorikan “tidak indah”, kamu tidak sekonyong-konyong memberikan penilaian buruk, tidak pantas dan sebagainya. Sebagai seorang pelajar seharusnya kamu lebih bijaksana untuk melihat latar belakang dibalik penciptaan sebuah karya seni, mencari nilai keindahan dan kebaikan yang tersembunyi dari karya tersebut. Hal ini akan membantu kamu menjadi seorang kreator, apresiator, dan kritikus seni yang baik
Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat objektif dan subyektif. Nilai estetis bersifat objektif memandang keindahan sebuah karya seni rupa berada pada karya seni itu sendiri secara kasat mata. Keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik, perpaduan warna yang sesuai, penempatan objek yang membentuk kesatuan, dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual ini dapat dikatakan sebagai salah satu nilai estetis yang dimiliki oleh sebuah karya seni rupa.
Tidak demikian halnya dengan nilai estetis yang bersifat subyektif, keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang dicerap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Misalnya ketika kamu melihat sebuah karya seni lukis atau seni patung abstrak, kamu dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya tersebut. Kamu merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya tersebut dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya walaupun kamu tidak tahu objek apa yang ditunjukkan oleh karya tersebut. Temanmu mungkin tidak tertarik pada karya tersebut dan lebih tertarik pada karya lainnya. Perbedaan inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subyektif.
Simpulan
Karya tiga dimensi terwujud dari bahan yang beraneka ragam. Karakter unik dari masing-masing bahan ini membutuhkan berbagai alat dan teknik pengolahan serta penggarapan untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut. Bahan yang digunakan untuk berkarya seni rupa tiga dimensi dapat berupa bahan alami atau bahan sintetis. Karya seni rupa tiga dimensi ada yang berfungsi sebagai benda pakai yang biasa disebut karya seni terapan (applied art) dan ada yang dibuat dengan tujuan ekspresi semata yang biasa disebut seni murni (pure art) .
Nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi tampak secara visual dari wujud karya seni rupa tersebut. Unsur-unsur rupa (unsur fisik) disusun menggunakan prinsip-prinsip penataan (unsur nonfisik) membentuk komposisi wujud karya yang unik dan menarik. Nilai estetis karya seni rupa bersifat objektif dan subjektif. Nilai objektif terdapat pada karya seni rupa itu sendiri sedangkan nilai subjektif berada pada penikmatnya.
Karya seni rupa ada yang memiliki makna simbolik. Unsur-unsur rupa yang terdapat pada karya seni rupa tiga dimensi dapat menunjukkan atau menjadi simbol dari sesuatu.
Berkarya seni rupa tiga dimensi dimulai dengan mencari ide gagasan atau model karya yang akan dibuat. Kegiatan ini dapat didahuli dengan membuat rancangan berupa sketsa, dilanjutkan dengan memilih medium (bahan, alat dan taknik) yang akan digunakan. Alasan-alasan pemilihan gagasan, model hingga teknik berkarya dapat disebut sebagai konsep berkarya seni rupa.
Jenis-Jenis Karya Seni Rupa
Berikut dibawah ini jenis karya seni rupa, yaitu :
1. Seni rupa murni adalah karya seni bebas dengan fungsi yang lebih berhubungan dengan keindahan fungsi dari pada kepuasan mata saja dan biasanya hanya digunakan sebagai pajangan.
2. Seni rupa Terapan adalah karya seni yang tidak hanya berfungsi sebagai pameran rumah, tetapi juga berfungsi untuk mengubah kehidupan orang. Seni rupa terapan lebih bergantung pada kegunaan daripada pada keindahannya.
Jika seni rupa murni menitikberatkan pada keindahannya, maka seni rupa terapan ini menitikberatkan pada keindahan sekaligus kegunaannya.
Contoh seni rupa tiga dimensi murni:
• patung.
• relief.
• arca.
• topeng.
• vas bunga.
• guci.
• boneka.
• bangunan bersejarah/ Monumen
Contoh seni rupa tiga dimensi terapan
- Topeng,
- keranjang/bakul rotan,
- meja
- kursi
- lemari ukir kayu,
- gerabah
- keramik,
- arsitektural (seni bangunan)
- guci
- dan lain-lain.
Bahan Karya Seni Rupa 3 Dimensi
1. Bahan lunak : karton, Kertas, styrofoam.
2. Bahan liat : Tanah liat, lilin, gips, plastisin.
3. Bahan keras : batu, Kayu, logam.
Fungsi Seni Rupa 3 Dimensi
Berikut dibawah ini beberapa fungsi seni rupa 3 dimensi :
1. Fungsi sebagai sarana hiasan
2. Fungsi sebagai saran peringatan
3. Fungsi sebagai sarana komunikasi
4. Fungsi sebagai sarana rekreasi
5. Fungsi sebagai sarana religi
6. Fungsi sebagai sarana artistik
Monday, September 28, 2020
GERAK DASAR TARI MATERI SENI BUDAYA KELAS X
GERAK DASAR TARI
Gerak adalah materi dasar dari tari dan pada hakikatnya setiap manusia dapat bergerak, sehingga dapat menari. Tari tidak menggunakan sarana lain kecuali tubuh manusia itu sendiri yang menghasilkan gerak. Namun untuk dapat menari dengan baik perlu dibangun pengetahuan dan rasa kinestetis (kinesthetic sense) pada tubuh dan bagian-bagiannya. Kinesthesis menyadarkan penari akan tubuhnya (body awareness), kesadaran tubuh yaitu suatu kemampuan untuk memahami dan mengendalikan tubuh dan seluruh bagian tubuhnya. Sehubungan dengan kesadaran akan tubuh (body awareness) tersebut.
KONSEP GERAK TARI
Perlu kalian ketahui bahwa gerak tari memiliki bentuk yang beraneka ragam. Setiap tarian memiliki ciri khas atau keunikan geraknya masing-masing. Sehingga gerak tari tidak hanya terpaku pada gerak tari baku melainkan gerak tari dapat dikembangkan menjadi gerak tari kreasi. Tari Betawi dikelompokkan menjadi dua jenis tari yaitu bentuk tari Topeng dan tari Cokek. Ragam gerak dasar pada tari Betawi terdiri dari Gibang, selancar, rapat nindak, kewer, pakblang, goyang plastik dan gonjingan. Dari ragam gerak dasar tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi gerak yang lebih ritmis dengan ruang gerak yang lebih luas. Tari merupakan bagian dari kehidupan masyakat Bali, hampir semua rutinitas upacara keagaman maupun upacara adat didalamnya terdapat unsur tari. Ragam gerak dasar tari bali terdiri dari ngumbang, agem, angsel, piles dan ngeseh. Gerakkan tari bali yang sangat dimanis dengan ciri khas geraknya ditambah dengan gerakan mata (nyeledet). Seorang penari yang menari di atas Gendang menjadi ciri khas dari tari Pa’gellu dari Toraja (Sulawesi Selatan).
Ragam gerak dasar tari Pa’gellu dari yaitu gerak Pa’gellu, Pa’tabe, Pa’gellu Tua, Pang’rapa Pentalun, Panggirik Tangtaru, Pa’tutu. Tari pa’gellu di pertunjukkan di setiap upacara/ritual syukuran atau “Rambu Tuka” dikalangan suku Toraja dengan dirinngi intrumen gendang. Setiap gerakangerakannya dalam pa’gellu adalah simbol keseharian masyarakat Toraja yang memiliki nilai filosofi yang dianut dalamaturan dan adat leluhur mereka. Gerak pada tarian daerah Jawa biasanya tertuju pada gerak yang bertumbuh dan berkembang di keraton atau istana. Gerak-gerak yang berkembang di keraton memiliki aturan-aturan tersendiri dalam melakukannya. Setiap gerak memiliki makna dan filosofi tersendiri. Gerak dasar pada tari Jawa tendapat srisig, sabetan, hoyog, lumaksana, kengser, seblak sampur, ulap-ulap. Geraknya yang lembut menjadi ciri khas gerak tari Jawa. Di dalam gerak terkandung tenaga / energi yang mencakup ruang dan waktu. Artinya gejala yang menimbulkan gerak adalah tenaga dan bergerak berarti memerluang ruang dan membutuhkan waktu ketika proses gerak berlangsung. Rudolf Von Laban membagi aspek gerak menjadi beberapa bagian yaitu gerak bagian kepala, kaki, tangan dan badan ( the Body), jarak. Rentangan atau tingkatan gerak (space) dan gerak yang kuat, lemah, elastis, penekanan ( dynamich ). Oleh karena itu timbulnya gerak tari tberasal dari hasil proses pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan), yang kemudian melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi.
Berikut ini merupakan beberapa gerak murni yang terdapat pada tari tradisi.
a. Pada gerak dasar kaki
1. Adeg-adeg (Jawa) adalah kesiapan sikap dasar kaki pada saat mulai menari
2. Wedhi kengser (Jawa) dan seser (sunda) adalah gerak menggeser tel apak kaki ke samping kanan dan kiri
3. Trecet adalah gerakan bergeser ke samping (kiri atau kanan) dengan kaki jinjit dan lutut di tekuk
4. Trisig (Jawa) adalah gerakan berpindah tempat, maju mundur dan berputar dengan berlari kecil, jinjit dan tubuh agak merendah.
b. Pada gerak dasar tari bagian tangan dan lengan terdapat gerakann ngiting, nyampurit (Sunda), nyempurit (Jawa), ngrayung, pa’blang dan kewer (Betawi ),capang (Sunda) dan gerak ukel.
c. Pada gerak dasar tari bagian kepala
1. Gilek adalah kepala membuat lengkungan ke bawah, kiri dan kanan
2. Galieur adalah gerak halus pada kepala yang dimulai dari menarik dagu, kemudian ditarik dengan leher kembali ke arah tengah
3. Pacak gulu dan jiling adalah gerak kepala ke kiri dan ke kanan secara cepat.
Teknik dan Prosedur Gerak Tari
Gerak merupakan salah satu keunikan pada tari. Keunikan dapat berdasarkan dari daerah mana tarian tersebut berasal. Untuk dapat melakukan gerak diperlukan teknik dan prosedur yang berbeda. Teknik berhubungan dengan cara melakukan gerak sedangkan prosedur berhubungan dengan tahapan-tahapannya. Gerak berjalan misalnya, ada yang dilakukan dengan teknik jinjit. Prosedur untuk melakukan gerak berjalan dengan jinjit misalnya dimulai dengan badan tertumpu pada tumit dan melangkah setahap demi setahap.
Deskripsi gerak ini merupakan bagian kecil dari ragam gerak yang ada di setiap etnis di Indonesia. Melakukan gerak pada tari terdiri dari gerak kepala, gerak tangan, gerak badan dan gerak kaki
1. Gerakan Badan Gerakan badan pada tari, diantaranya sebagai berikut.
Hoyog, yaitu gerakan badan dicondongkan ke samping kanan atau kiri.
Gerakan Hoyog |
Engkyek, yaitu gerakan badan dicondongkan ke kiri atau ke kanan, dengan sikap tangan lurus ke samping.
Polatan, yaitu gerakan arah pandangan.
Oklak, yaitu menggerakkan pundak ke depan dan belakang.
Entrag, yaitu menghentakkan badan ke bawah berkali-kali, seolah-olah badan mengeper.
2. GERAK KEPALA dalam tari Jawa Barat yaitu galeong,
gelieur
dan gelengan kepala tengok kanan dan kiri.
3. Gerakan Kaki Debeg, yaitu menghentakkan ujung telapak kaki.
Gejuk yaitu menghentakan kaki kebelakang dengan jinjit.
Kengser, yaitu bergerak ke kiri atau ke kanan dengan menggerakkan kedua telapak kaki.
Srisig, yaitu lari kecil dengan berjinjit.
Trecet, yaitu telapak kaki jinjit bergerak ke kiri dan ke kanan. Tunjak tancep, yaitu sikap berdiri diam.
4. Gerakan Tangan yaitu lenggang yaitu menggerakkan kedua tangan dengan arah yang berlawanan,
pakblang yaitu meluruskan kedua tangan keatas dengan tepak tangan mengarah keatas dan kebawah, ngerayung yaitu gerak telapak tangan membuka dan ibu jari di tekuk ke telapak tangan.
Sumber :
Buku Seni Budaya Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Kementrian Pendidikan 2017
Tuesday, August 25, 2020
Materi Musik Tradisional Seni Budaya Kelas X
BAB 3
MUSIK TRADISIONAL
https://pixabay.com/id/photos/angklung-alat-musik-tradisional-376513/ Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mendengar musik, seperti di rumah, sekolah, mall, tempat-tempat rekreasi, dan
lain-lain.
Musik adalah bunyi yang disukai oleh
manusia.
Musik adalah bunyi yang terdiri dari ritmik
dan melodi yang teratur.
Musik adalah bunyi yang enak untuk didengar
(Schafer, 1995).
Bagaimana dengan definisi kedua, “musik
adalah bunyi yang terdiri dari ritmik dan melodi”? Bagaimana pendapat kamu
tentang definisi ini? Coba kamu cari dokumentasi audio dari internet atau
sumber lain tentang musik yang banyak dimainkan oleh kelompok-kelompok
masyarakat misalnya di Afrika atau Irian. Mereka seringkali memainkan
instrumen-instrumen perkusif atau instrumen tidak bernada, seperti gendang atau
drum, tepukan tangan, atau hentakan kaki, yang menghasilkan bunyi ritmis tanpa
melodi.
“musik adalah bunyi yang enak untuk didengar”? “Enak” merupakan suatu konsep yang memiliki makna yang berbeda pada masing-masing orang. Coba kamu bandingkan musik yang terdengar di telinga dengan rasa pedas pada suatu jenis makanan yang dirasakan oleh lidah kita. Bagi sekelompok orang yang terbiasa dengan rasa pedas, makanan itu dikatakan ‘enak’ karena mereka terbiasa dengan rasa pedas itu. Namun, rasa pedas dapat dirasakan ‘tidak enak’ oleh kelompok orang lain karena mereka tidak biasa dengan rasa pedas itu. Begitu juga dengan musik yang terdengar enak di telinga untuk jenis tertentu bagi yang menyukainya.
Musik Tradisional adalah musik yang hidup dan berkembang secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Dengan istilah lain musik tradisional disebut karawitan. Karawitan merupakan kesenian daerah yang diwujudkan dalam bentuk bahasa bunyi. Sebagaimana diungkapkan Suryana dalam Budiwati (1985) Karawitan adalah musik daerah-daerah di Indonesia. Musik adalah salah satu cabang kesenian yang mempergunakan bunyi, suara, dan nada sebagai bahan bakunya (substansi dasar). Hampir di seluruh wilayah Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang unik dan khas. Jenis musik yang tumbuh dan berkembang di masing-masing daerah itu memiliki kekhasan dan keunikan sebagai ciri budayanya, hal itu dapat dilihat dari teknik permainannya, bentuk penyajiannya, fungsinya, maupun organologi bentuk alat musiknya, seperti gamelan dari Sunda, Jawa, dan Bali, Gambang Kromong dan Tanjidor dari Betawi, Tarling dari Cirebon, Gondang dari Sunda dan Batak, Tarawangsa dan Angklung dari Sunda, Kolintang dari Sulawesi Utara, Talempong dari Sumatera, Safe dari Kalimantan, Tifa Totobuang dari Maluku, Bijol dan Sasando dari Nusa Tenggara Timur, Pa’bas dari Toraja Sulawesi Selatan, dsbnya. Musik tradicional ini menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat, yang perlu ditumbuhkembangkan dan dilestarikan serta dipertahankan nilai-nilai estetisnya untuk menambah perbendaharaan seni yang ada di masyarakat.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terdiri dari beragam kelompok masyarakat. Keberagaman kelompok masyarakat di
Indonesia tersebut berdampak pula pada keberagaman hasil kebudayaan. Salah satu
hasil kebudayaan dari setiap kelompok masyarakat adalah seni, termasuk musik.
Musik, seperti halnya cabang seni lain,
sangat sarat dengan simbol-simbol tertentu yang berhubungan erat dengan makna
tertentu dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Simbol-simbol tersebut tampak
pada karakter bunyi yang dihasilkan oleh instrumen-instrumen tersebut
(musikal), termasuk vokal/suara manusia. Secara musikal, simbol-simbol musik
dapat tampak pada elemen-elemen di dalamnya, seperti tinggi-rendahnya nada,
ritme, dinamika, atau tempo.
Masing-masing elemen musik sebagai simbol
musik.
§ Pertama,
nada atau melodi yang diproduksi oleh instrumen, termasuk suara
manusia atau vokal. Misalnya, bagaimana kamu memaknai suara tinggi, nyaring,
atau melengking (seperti kicauan burung, sirene ambulan, suara bel sepeda) dan
suara rendah (seperti suara instrumen bas).
§ Simbol
musik selanjutnya adalah ritme.
§ Simbol
musik juga dapat dilihat dari dinamika musik/bunyi.
Rangkaian bunyi yang awalnya terdengar lembut yang semakin lama semakin
keras (crescendo)
Rangkaian bunyi yang awalnya terdengar keras tetapi semakin lama semakin
lembut, bahkan menghilang (decrescendo)
§ Tempo
juga dapat dipandang sebagai simbol musik.
Simbol musik juga dapat dilihat dari aspek nonmusikalnya. Salah satu contoh simbol nonmusikal adalah instrumen musik berdasarkan pada bentuk, bahan pembuat instrumen, warna, atau ornamen-ornamen yang tampak pada instrumen tersebut. Salah satu contoh bentuk simbol ditinjau dari bahan dasar instrumennya adalah instrumen tradisional masyarakat Sunda, seperti suling Sunda, baik suling Sunda lubang enam maupun lubang empat.
Selain suling, instrumen musik tradisional Sunda yang terbuat dari bambu adalah angklung. Dalam masyarakat Sunda, angklung terdiri dari beberapa jenis. Salah satunya adalah jenis Angklung Sunda/Indonesia, yaitu jenis angklung yang seringkali kita lihat dalam pertunjukan-pertunjukan musik. Dalam proses permainan musik angklung, pemain ada yang memegang satu buah angklung, tetapi dapat pula satu orang pemain dapat memegang banyak nada.
·
Filipina (marimba, angklung, tumpong),
·
Thailand (khene),
·
Vietnam (Dan Bau),
·
Arab (nay atau serunai Arab),
·
Jepang (shakuhachi), dan
·
Cina (dizi).
Bunyi instrumen yang terbuat dari bambu seringkali dipandang menghasilkan bunyi yang ‘indah’ oleh masyarakat pendukungnya. Misalnya masyarakat Sunda, penilaian ‘indah’ terhadap bunyi yang dihasilkan oleh angklung tersebut tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda dikenal sebagai masyarakat yang akrab atau dekat dengan lingkungan alam.
· Nilai Estetika Musik
Sebagaimana dikatakan Sedyawati (1993) bahwa: “Nilai seni memiliki arti sebagai nilai budaya yang didapatkan khusus dalam bidang seni yang berkenaan dengan hakikat karya seni dan hakikat berkesenian”. Merujuk pandangan itu kita dapat memaknai bahwa kesenian khususnya seni musik merupakan simbol dari suatu hasil aktivitas manusia didalam menjalani kehidupannya, dan hasil kreativitas bermusik yang memiliki nilai estetis. Nilai estetis yang identik dengan keindahan itu, terkandung dalam konteks seni musik tradisional, memiliki ciri garapan berdasarkan pola-pola yang sudah baku. Seni musik tradisional juga merupakan sebuah konfigurasi gagasan dan symbol kekuatan yang melampaui batas-batas realitas hidup yang ada, karena melalui pernyataan rasa estetis dan gagasan itulah musik dapat dijadikan sebagai ciri identitas budaya masyarakat pendukungnya. Jika kita mengkaji fenomena-fenomena seni musik tradisional yang tumbuh dan berkembang di wilayah Indonesia, baik berupa lagu maupun alat musik atau instrument, senantiasa akan merujuk pada sociocultural masyarakat pendukungnya, yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan estetis, selain dapat dipergunakan dalam berbagai kepentingan seni budaya mulai dari kegiatan ritual keagamaan sampai kepada hiburan dan pertunjukan.
Simbol tidak hanya tampak pada instrumen, tetapi juga pada suara manusia.
Sekarang, mari kita dengarkan melodi awal dalam lagu Keroncong Kemayoran yang
digolongkan ke dalam genre musik keroncong.
·
Musik vokal adalah seni suara yang dihasilkan
melalui mulut manusia.
·
Musik Instrument adalah seni suara yang
dihasilkan oleh suara alatalat musik atau media bunyi-bunyian.
·
Seni musik campuran adalah seni suara yang
dihasilkan dari paduan seni suara vokal dan bunyi instrumen.
Dilihat dari segi pergelarannya, seni karawitan atau musik tradisional
dapat dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu:
·
Karawitan Sekar adalah seni suara, atau
vokal daerah yang diungkapkan melalui suara mulut manusia yang bersentuhan
dengan nada, bunyi atau instrumen pendukungnya. Sekar merupakan pengolahan
suara yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat berhubungan
langsung dengan indra pendengaran. Fungsi sekar secara khusus adalah
memformulasikan dan mengungkapkan ungkapan perasaan melalui kata dan senandung
dengan media seni suara manusia sebagai penghantarnya.
·
Karawitan Gending adalah seni suara yang
diungkapkan melalui alat musik daerah, atau alat bunyi-bunyian. Arti Gending
itu sendiri merupakan susunan nada-nada yang mempunyai bentuk yang teratur
menurut konpensi tradisi. Menurut Machyar Angga Kusumadinata seorang tokoh
karawitan Sunda mengatakan “gending ialah aneka suara yang didukung oleh
suara-suara tetabuhan”. Pengertian dari tetabuhan tersebut tidak terbatas pada
alat-alat gamelan saja, akan tetapi alat-alat non gamelan pun terdapat di
dalamnya, seperti siter/ kecapi sebagai musik petik, calung, angklung, alat
perkusi, alat alat musik tiup dan alat musik gesek.
Musik instrument dalam istilah karawitan disebut gending dapat diklasifikasikan berdasarkan cara produksi suara dan sumber bahan yang berbunyi yaitu:
- chardophone yaitu kelompok alat musik yang sumber bunyinya dari dawai (kawat atau snar),
- idiophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari badan alat musik itu sendiri, yang terbuat dari bahan perunggu, besi, kayu,
- membranophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari kulit atau paber glass,
- aerophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari udara,
- electrophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari aliran listrik – electronic.
- Karawitan Sekar Gending adalah bentuk penyajian seni suara daerah yang memadukan sekar dan gending. Sekar gending memiliki arti bentuk sajian seni suara dalam bentuk nyanyian yang diiringi instrumen. Kedua jenis seni suara itu mempunyai tugas yang sama beratnya, keduanya saling mengisi dan mempunyai keterkaitan yang tak dapat dipisahkan.
Ketiga bentuk karawitan di atas, masing-masing mempunyai cabangcabangnya yang berbeda satu sama lainnya. Perlu diketahui bahwa faktor lingkungan dalam masyarakat memang memberikan warna dan citra tersendiri pada masing-masing bentuk music tradisional itu. Selain itu teknik pergelaran, teknik suara, pola garaf, motif tabuhan alat musik, dan aspek musikal dapat membawa perbedaan dari jenis dan bentuknya.
Fungsi music sebagai hiburan. Konsep ‘fungsi’ mengundang pandangan
subjektif seseorang tentang suatu pengalaman yang pernah ia peroleh dalam
kehidupannya.
2. Fungsi Alat Musik Tradisional
Dalam penyajiannya masing-masing alat musik/waditra memiliki fungsi yang berbeda, antara lain alat musik tradisional itu berfungsi untuk:
a) Pengisi suasana dalam suatu adegan sendratari atau gending karesmen.
b) Sarana komunikasi,
c) Sarana pertunjukan dan hiburan yang bersifat sosial maupun komersial ,
d) Sarana Ekspresi diri dan kreasi.
Secara khusus fungsi alat/waditra musik dalam kelompok gamelan adalah diantaranya:
- waditra kenong pada prinsipnya permainan kenong merupakan aksen-aksen untuk memperkuat tabuh selentem, dan goong yang berfungsi sebagai penjaga irama atau anggeran wiletan (inter punctie),
- waditra Kendang dan Bonang Degung, kacapi indung sebagai anceran wiletan yaitu alat musik yang dapat dijadikan sebagai pembawa/ pengatur irama yang memberi pengarahan dan menentukan embat atau tempo dari suatu lagu,
- waditra rebab, suling, gambang berfungsi sebagai amardawa lagu atau melodi lagu,
- waditra selentem, demung, saron, jentreng, diperankan sebagai arkuh lagu, atau balungan gending (cantus firmus), juga berfungsi sebagai kerangka lagu, serta
- waditra rincik, kacapi rincik, gambang, suling sebagai adumanis lagu atau waditra-waditra yang memberikan ornament (lilitan melodi).
1.
Ansambel besar yaitu sajian gending gamelan
Pelog Salendro, gamelan Sekaten atau Gamelan Bali
2. Ansambel
Sedang seperti gamelan Degung, Renteng, Tarling, Angklung,
3. Ansambel
kecil seperti Talempong, tatagani, rengkong, Gondang
4. Ansambel mandiri seperti Karinding, Calung, Dogdog, Kacapian.
Gamelan Gong Gede yang biasanya melibatkan 30-50 orang pemain, memiliki suara yang agung, sehingga sering dipakai untuk memainkan tabuhtabuh gending klasik yang dinamis, dan difungsikan untuk mengiringi kegiatan upacara-upacara besar keagamaan di pura-pura dan pengiring upacara istana, termasuk untuk mengiringi tari-tarian upacara seperti Tari Topeng, Tari Rejang dan Tari Pendet. Dari berbagai sumber temuan diperoleh informasi bahwa musik gamelan dapat dimainkan dengan cara individu/semdiri sebagai konser musikal, dan bisa juga difungsikan sebagai musik pengiring vokal, pengiring pertunjukkan wayang, pertunjukan tari-tarian, upacara budaya ritual, upacara keagamaan, pesta rakyat (hajat laut, hajat hasil bumi), pengiring acara seremonial bagi keluarga kerajaan, serta gamelan dapat difungsikan sebagai media pendidikan music tradisional di sekolah dan luar sekolah juga digunakan sebagai media kreativitas untuk membuat komposisi musik modern.
Jenis alat musik tradisional lainnya yang berasal dari daerah Minahasa Sulawesi utara adalah Kolintang. Alat musik Kolintang ini terbuat dari kayu. yang dimainkan oleh enam orang. Menurut informasi dari beberapa sumber nama Kolintang berasal dari suara tang (nada rendah), ting (nada tinggi), dan tong (nada sedang/biasa) ditemukan oleh orang Minahasa bernama Lintang. Alat musik Kolintang ini difungsikan untuk mengisi berbagai acara seperti pesta pernikahan, peresmian, keagamaan dan pada acara pertandingan
dengan dawai 3-4 di bagian badan alat musik itu biasanya diberi ornament
ukiran khas suku Dayak. berfungsi untuk mengiringi bermacammacam tarian
Demikian materi musik tradisional ini, semoga dapat menjadi wawasan. Terima kasih
Sumber : Buku Seni Budaya Kelas X
Seni Budaya/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Thursday, May 21, 2020
MERANCANG PEMENTASAN SENI TATER Kelas X
MERANCANG PEMENTASAN SENI TATER
Merancang pementasan merupakan proses produksi
dalam tata kelola atau kegiatan manajemen untuk menyiapkan materi seni teater
(artisitik) dan melaksanakan kegiatan non materi seni (non artistik).
Persyaratan
penting di dalam merancang pementasan teater meliputi dua jenis
kegiatan penting terdiri
dari: Kegiatan wilayah
perancangan materi seni (artisitik) dan wilayah
kegiatan di luar
materi seni (non
artistik) atau wilayah
pengelolaan produksi (manajemen).
Pementasan teater
akan terselenggara dengan
baik, manakala dilakukan dengan baik melalui tahapan-tahapan kegiatan dalam merancang pementasan. Tahapan tersebut
meliputi: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pementasan teater.
Perencanaan
di dalam pementasan teater, meliputi;
perencanaan non artistik dan perencanaan artistik.
Perencanaan non artistik,
serangkaian tindakan yang berkaitan dengan
segala hal pengelolaan di luar materi
seni. Sedang perencanaan artistik adalah semua hal
yang berkaitan dengan
materi seni yang komunikatif dan bermutu yang dilakukan oleh
para pelaku seni.
Langkah-langkah perencanaan non artistik, terdiri
dari: a. Pertemuan sekolah dan komite
sekolah, b. Pembentukan panitia
inti, c. Penentuan naskah lakon, d. Menyusun panitia,
e. Tugas dan tanggungjawab panitia, f. Menyusun jadwal produksi dan pementasan, g. Menyusun proposal
pementasan teater.
Merancang
pementasan teater merupakan serangkaian tindakan dari suatu
perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan dan pengawasan yang dilakukan pimpinan produksi dan sutradara dalam menyiapkan materi
seni dan non seni dengan
beberapa unsur pendukung
pementasan untuk mencapai tujuan pementasan seni
yang bermutu dan optimal.
Merancang pementasan adalah suatu kegiatan
berupa rangkaian tindakan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi dengan langkah-langkah memahami secara konseptual, teknik dan prosedural untuk menghasilkan tujuan
pementasan. Pementasan teater secara umum, baik pementasan teater tradisional atau pun teater non tradisional (teater
transisi, teater modern
dan teater kontemporer) merupakan
proses komunikasi atau peristiwa interaksi antara pementasan seni dengan penontonnya yang dibangun oleh suatu sistem pengelolaan, yakni
manajemen pementasan.
Manajemen secara
umum dapat dipahami
sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan seorang
pengelola seni dalam memberdayakan sumber- sumber (potensi) yang ada
berdasarkan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi manajamen dalam sebuah kegiatan menurut Terry (1980) dapat
dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan mulai dari; perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan (POAC) guna mencapai tujuan kegiatan dengan efektif dan efisien. Tujuan yang dimaksud adalah
mencapai tujuan pementasan seni teater.
Tujuan seni di dalam pengelolaan pementasan, termasuk di dalamnya
pementasan teater adalah guna mencapai kualitas pementasan seni yang bermutu dan menjaga
kesejahteraan beberapa awak pendukung pementasan di
dalamnya. Dalam hal ini, kualitas
pementasan seni ditanggungjawabi oleh seorang Manager Artistik, dikenal dengan istilah
Sutradara. Kesejahteraan bagi beberapa awak pendukung pentas
dipercayakan kepada seorang
yang mengetahui secara ilmu dan praktik dalam merancang pementasan yang ditanggungjawabi
seorang Manager Produksi atau Pimpinan
Produksi.
Bagaimana
dengan teater tradisional? Apakah kegiatan merancang dalam pementasan teater
tradisional diperlukan? Pada awal pembentukannya teater tradisional, baik teater rakyat
atau pun teater istana
sama-sama melakukan kegiatan perancangan dalam pementasannya.
Perancangan terhadap pementasan seninya
dilakukan secara cermat,
bersifat komunal dan memiliki
fungsi seni bagi masyarakat pemiliknya. Artinya, teater tradisional awal kepemilikannya
dan terbentuk seninya bersifat komunal masyarakat, tidak bersifat individual.
Dalam
perkembangannya, setelah teater tradisional, bersifat kedaerahan terbentuk tidak
lagi membutuhkan pengelolaan yang rumit dan baru, karena produk seni teater tradisional telah terwujud dengan
aturan-aturan baku atau
tetap dari hasil kesepakatan masyarakat secara turun temurun.
Kedua jenis teater tradisional tersebut
dengan fungsi dan latar belakang kepemilikan
yang
Dengan tidak
menampikkan kegiatan merancang pementasan pada teater tradisional, terutama menggarisbawahi emergency (darurat) manakala terjadi kekosongan peran, baik pemain musik atau pemeran lakon dengan mengantisipasi kejadian sakit
atau meninggal dunia. Hal ini, sangat
diwaspadai oleh kelompok atau grup
teater tradisional, terutama dalam mempertahankan ketradisiannya dengan baik
dan memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat
penanggapnya. Untuk mengantisipasi
terjadinya di luar kemampuan yang terjadi, kelompok teater tradisional, terutama
teater rakyat, biasanya
melakukan latihan pada pemain yang dirangkap oleh pemain musik
atau pemain lakon. Itupun,
manakala tidak ada orang lain yang mampu membawakan peran yang kosong.
Hal ini pun, hanya dilakukan latihan pada bagian adegan atau pemegang alat musik tertentu
yang dianggap kosong
atau kurang lengkap dalam membawakan lakon dalam pementasan sesuai
permintaan (penanggap seni).
Lain halnya dengan pementasan teater istana yang sangat syarat mengusung estetika seni yang tinggi dengan aturan (pakem) yang baku karena dikerjakan oleh para empu dibidang seni. Kegiatan merancang pementasan teater tradisional istana diperlukan dan dipegang oleh beberapa pelaku melalui sistem tata kelola. Terutama dalam urusan mempersiapkan materi seni atau wilayah artistik. Yakni, kegiatan merencanakan pementasan seni teater untuk mencapai kualitas seni yang adiluhung pada upacara-upacara terkait ceremonial istana yakni sebagai sarana pencitraan kebesaran raja dan atau para keluarga raja.
Pada kenyataan dan prosesnya dalam kegiatan merancang pementasan teater yang sifatnya tradisional dan non tradisional dalam pembelajarannya tetap harus dilakukan dengan menggunakan tata kelola dengan sistem manajemen produksi pementasan. Dengan latihan yang cukup dengan memakan waktu yang cukup, tidak jarang terjadi pergantian atau ke luar masuk para pemain. Hal ini, akan dialami dan terjadi pada pembelajaran merancang pementasan seni teater, terutama bagi teman-teman kamu, kamu sendiri yang belum memiliki mental berkesenian. Oleh karenanya, apakah kegiatan merancang pementasan teater di sekolah perlu dilakukan seperti proses berkesenian di luar sekolah, yakni minimal tiga bulan? Jawabannya, bisa ya, atau bisa lebih dari pada tiga bulan dalam realisasinya. Proses kegiatan merancang pementasan teater dapat dilakukan dengan cepat atau lambat dalam pelaksanaan. Hal ini, sangat bergantung pada kemauan dan keseriusan kamu dalam mengasah kemampuan kamu untuk belajar.
UNSUR-UNSUR KEGIATAN MERANCANG PEMENTASAN
Pementasan teater
yang kamu rancang merupakan hasil dari proses kreatif yang dilakukan dengan
bersama-sama (kolektif). Karena itu di dalam merancang pementasan teater perlu dibangun
etos kerja yang optimal,
tanggungjawab dan saling
percaya.
Suatu
pementasan seni, termasuk pementasan
teater memiliki persyaratan. Persyaratan
dimaksud sebagai unsur penting dalam terselenggaranya pementasann teater. Tanpa adanya
persyaratan tersebut, pementasan seni
tidak akan terwujud
dengan baik. Unsur penting tersebut, secara
umum meliputi; pelaku pementasan, penggiat
pementasan, materi pementasan,
penonton pementasan dan publikasi.
1.
Unsur Pelaku Pementasan
Pelaku pementasan dalam pementasan teater tradisional atau pun teater
non tradisional sering
disebut dengan para
pemeran, penari, pemusik
dan para pekerja
dibidang artistik pementasan. Pelaku seni
dalam pementasan teater tradisional rakyat
tidak sedetail dan serumit pada pementasan teater tradisional istana dan teater non tradisional, terutama
pada orang-orang yang mengerjakan unsur artistik penunjang pementasan, seperti ; penata
lampu, penata efek visual, penata
musik, dst.
2.
Unsur
Penggiat Pementasan
Penggiat pementasan dalam pementasan teater tradisional atau pun teater
non tradisional sering disebut dengan
orang-orang atau para pendukung dibidang non artistik yang turut menyukseskan terlaksananya pementasan.
Unsur penggiat
teater dalam pementasan teater tradisional cenderung
diabaikan. Karena unsur
penggiat pementasan selaku
unsur pendukung dibidang non artistik
semua kebutuhannya, termasuk
penonton dan publikasi telah
diantisipasi atau dilakukan oleh
pemilik acara.
3.Unsur Materi Pementasan
Syarat ketiga
sebagai unsur penting di dalam merancang pementasan teater adanya perhatian terhadap
unsur materi seni
atau pementasan teater. Materi pementasan yang dimaksud
adalah wujud pementasan teater yang
dibangun melalui
proses kreatif melalui
tahapan dengan menggunakan medium tertentu
bersifat kolektif (bekerja bersama)
dengan wilayah kerja dan tanggungjawab secara bersama (kolaborasi). Unsur penting berikutnya di dalam
pementasan teater adalah
hadirnya penonton.
1. 4. Unsur Penonton
Pementasan
Penonton adalah
orang-orang atau sekelompok manusia yang sengaja datang untuk menyaksikan tontonan. Penonton dapat juga dikatakan
sebagai apresiator, penikmat, penilai, terhadap materi seni (seni teater)
yang dipentaskan. Oleh karena itu, kehadiran penonton dalam suatu pementasan adalah bersifat mutlak. Tanpa penonton, pementasan teater adalah hanyalah
kesia-siaan atau kegiatan mubazir. Karena pementasan teater membutuhkan
suatu penilaian, penghargaan atau kritikan dari orang lain dalam
rangka menciptakan peristiwa seni sebagai peristiwa budaya. Penilaian terhadap pementasan
teater tradisional untuk setiap penonton sangatlah berbeda dan bersifat
relative sesuai dengan tujuan dan fungsi
(hiburan atau upacara)
seni teater dipentaskan.
5.Unsur Publikasi
Publikasi merupakan upaya sosialisasi atau informasi kepada penonton yang dilakukan penggiat
pementasan tentang lakon
apa yang akan dipentaskan? Kapan waktu pementasannya? Dimana dipentaskan?
Publikasi
pementasan teater tradisional tidak dilakukan secara profesional sebagaimana teater non
tradisional. Publikasi sifatnya lebih sederhana dan praktis dilakukan pada
saat awal pertunjukan dimana seorang wakil rombongan kesenian teater
menyampaikan kata-kata ucapan selamat datang kepada penonton dan yang punya hajat (punya acara) dengan pernyataan “Hari ini kita main di daerah
Tempuran, Kecamatan Tempuran Kabupaten karawang, dan esok hari kita akan main di Taman Budaya
Teknik Merancang Pementasan Teater
Teknik adalah cara, upaya,
strategi dan metode
untuk memudahkan kerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Terkait teknik dalam pementasan teater dapat dipahami sebagai
suatu cara dan upaya kamu bersama teman-teman satu kelas atau kelompok yang
dibentuk untuk terlibat dalam merencanakan,
mengorganisasikan,
menggerakan dan mengevaluasi pementasan teater yang kamu akan lakukan.
Teknik pementasan teater yang dapat dilakukan bersama-sama teman dalam pementasan dapat dibagi
dalam dua wilayah
kegiatan. Wilayah kegiatan artistik dan non artistik. Kegiatan wilayah artistik
bertugas untuk menyiapkan materi(produk) seni teater.
Wilayah non artistik
bertugas sebagaipenyelenggara
pementasan.
Dengan
demikian, secara teknis pementasan teater adalah suatu kegiatan yang tidak dapat lepas dari
kegiatan manajemen dengan memfungsikan sumber-sumber yang ada, meliputi; siswa,
guru dan orang tua; keuangan; metode;
mesin/teknologi; bahan dan alat; sampai pada pemasaran jika memungkinkan.
Pementasan teater
dapat kamu lakukan
dengan cara pembagian wilayah kerja;
artistik dan non artistik, meliputi kegiatan merencanakan, peng- organisasian, penggerakan dan pengawasan terhadap
kegiatan merancang pementasan teater.
1.
Merencanakan
Pementasan teater
Perencanaan
merupakan suatu langkah kegiatan awal dalam menetapkan kegiatan melalui tahapan kerja
untuk mencapai tujuan
yang telah digariskan, termasuk kegiatan
pengambilan keputusan dan pilihan alternatif-alternatif
keputusan. Keputusan-keputusan di dalam perencanaan tersebut dilakukan
oleh seorang pimpinan. Oleh karena itu, perencanaan non artistik yakni perencanaan di luar pementasan seni di dalam
manajemen seni pementasan atau pementasan dipimpinan oleh seorang manager yang disebut
dengan Manager Produksi atau Pimpinan Produksi. Sedangkan
keputusan-keputusan di dalam perencanaan artistik teater dilakukan oleh Manager Artistik
atau Sutradara.
Tujuan dari perencanaan adalah untuk menghindari tingkat kesalahan
atau hambatan yang akan terjadi serta
sekaligus mendorong peningkatan pencapaian tujuan dari sebuah rencana
pementasan dalam hal ini pementasan teater.
Perencanaan non artistik di dalam pementasan teater, meliputi
pengelolaan dibidang:
personal pementasan, administrasi, keuangan, publikasi, dokumentasi, pemasaran, kemitraan dan laporan pementasan. Dari sekian banyaknya
perencanaan kerja yang harus dilakukan, seorang Pimpinan Produksi perlu
melakukan pengorganisasian dan pembagian wilayah kerja berdasarkan potensi
yang ada, termasuk potensi yang ada
di sekolah dengan segala keterbatasannya.
Rencana pementasan teater atau merencanakan kegiatan lainnya, biasanya diawali dengan suatu rapat atau pertemuan terbatas
dengan agenda suatu program kegiatan yang akan
dan harus dilaksanakan oleh lembaga atau sekolah atas kesepakatan bersama.
Tahapan merencanakan pementasan teater sebagai
langkah kerja dalam kegiatan merancang pementasan dapat dikemukan sebagai
berikut.
a.
Pertemuan Sekolah dan Komite Sekolah
Pertemuan untuk mufakat adalah suatu hal penting untuk dilakukan dalam memulai suatu kegiatan, terutama kegiatan yang telah diprogramkan. Pertemuan sekolah antara kepala sekolah dan guru-guru dengan komite sekolah merupakan agenda awal yang harus dilakukan dalam perencanaan pementasan teater. Pementasan teater sebagai wahana aktivitas dan kreativitas pembelajaran seni di sekolah tanpa melibatkan unsur-unsur pemegang kebijakan pendidikan seperti, guru kesenian. Bagian dari perencanaan yang telah diprogramkan akan mengalami banyak kendala terutama dukungan moral dan material yang berasal dari peserta didik atau orang tua kamu (kebijakan komite sekolah). Hal ini akan menyebabkan adanya persoalan teknis dan non teknis di lapangan.
a.
Pembentukan Panitia Inti
Pembentukan panitia
inti dalam sebuah
rencana kegiatan adalah
hal penting yang
harus dilakukan.Dengan adanya
panitia inti maka
akan memudahkan suatu tindakan pengorganisasian selanjutnya. Panitia inti di
dalam teater, terdiri dari
penunjukan atau pengangkatan posisi
jabatan untuk Pimpinan Produksi dan Sutradara. Pimpinan Produksi
dapat dipilih dari guru atau orang tua murid. Tetapi Sutradara
harus dipilih dari guru bidang
seni atau pelatih di luar sekolah
dengan jaminan sebuah kesepakatan dan jelasan honorium. Hal ini dilakukan untuk menjaga hakekat pengelolaan atau manajemen yakni saling menguntungkan dan memahami rasa kebersamaan satu sama lain.
b.
Penentuan Naskah Lakon
Penentuan lakon
atau naskah lakon adalah
tanggungjawab seorang sutradara dan diputuskan
secara bersama dengan pertimbangan; Apakah sesuai atau tidak
tematik lakon yang dibawakan dengan
tingkat kemampuan dan sasaran
penonton ? Mengapa
naskah atau lakon tersebut
yang dipilih? Hal ini jelas
harus memiliki alasan
positip bagi kemajuan
bersama dari peluang yang memungkinkan. Bagaimana
merealisasikannya? Hal ini pun harus disesuaikan dengan kemampuan atau kekuatan
yang dimiliki berupaya mencari
peluang yang memungkinkan, biasanya benturannya
masalah pendanaan.
Pementasan
teater, dapat diselenggarakan dalam
lingkup yang besar, artinya melibatkan personal yang banyak dengan
sejumlah proses latihan yang cukup panjang dan biaya yang dibutuhkan pun akan lain dengan
pementasan teater dalam lingkup kecil. Sebaiknya, karena lingkupnya sekolah dan menyangkut
pembelajaran. Kamu dianjurkan yang
sederhana saja tetapi diberi pengalaman berkesenian secara optimal, terutama
dalam memperlakukan lakon
hendaknya dilakukan dengan teknik analisis
terhadap lakon.
Analisis artinya mengurai, memecahkan atau membedah sesuatu hal berdasarkan kaidah ilmiah dengan memfungsikan daya pikir. Analisis naskah dalam seni teater adalah kemampuan untuk mengurai dan menghubungkan tokoh dengan beberapa unsur naskah yang dibaca, digali, diseleksi, disusun dan diwujudkan secara kreatif dalam bentuk pementasan teater. Kegiatan analisis naskah bersumber dari naskah yang dibaca kemudian dituangkan dalam bentuk draf atau format analisis naskah. Adapun draf atau format analisis naskah lakon.
Keuntungan
penyusunan lakon teater dengan membuat analisis/ tafsir terhadap naskah adalah
untuk memudahkan koordinasi kerja dalam
melakukan latihan. Menyusun lakon teater secara bersama-sama akan membangun
kesamaan visi dan misi yang ditampilkan oleh
kelompok. Adapun
tujuan akhirnya dengan melakukan
analisis naskah agar terciptanya keutuhan, keterpaduan dan keharmonisan dalam menyusun
lakon teater yang sesuai dengan
naskah yang akan
ditampilkan. Langkah
selanjutnya dalam kreativitas menyusun lakon teater adalah melakukan
a.
Menyusun Panitia
Pengorganisasian dalam pementasan teater di sekolah lebih sesuai dengan bentuk organisasi panitia. Pola ini bersifat praktis dan tentative (sewaktu-waktu) artinya panitia dibentuk sesuai dengan kapasitas kebutuhan yang dibentuk dan dibubarkan sesuai dengan batas waktu berakhir. Susunan panitia yang dapat dilakukan dalam pementasan teater di sekolah seperti bagan atau struktur di bawah ini.
Pelindung
Pelindung kegiatan dapat dilakukan dan menempatkan:
4Kepala Sekolah
4Komite Sekolah
Penasehat
Penasehat
kegiatan dapat dilakukan dan menempatkan:
4Dewan
Kelas
4Wali
Kelas
Penanggungjawab
Penanggungjawab
kegiatan dapat dilakukan dan menempatkan :
4Ketua Kelas
Pembimbing
Pembimbing
atau pendamping kegiatan dapat diangkat dari :
4Guru
kesenian
4Guru
kelas yang diperbantukan
4Orang
tua murid yang diperbantukan
Pimpinan Produksi
Pimpinan
produksi adalah seorang manager atau pimpinan
yang mengelola produksi seni, dari
mulai perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Biasanya ditunjuk seorang guru atau dirangkap oleh kepala sekolah atau
komite sekolah, karena harus memiliki kemampuan managerial yang baik dan waktu
yang cukup untuk
melaksanakannya.
Sutradara
Sutradara
adalah seorang pembelajar yang memiliki wawasan dan pengalaman seni di bidang
seni teater, bertugas sebagai
pemeran pertama dan penafsir naskah garap, pengarah, pemimpin, motivator dalam proses produksi materi pementasan teater yang telah
direncanakan. Tipe, gaya dan pengalaman seorang
sutradara dalam berkesenian teater sangat menentukan kualitas
produk pementasan teater. Sutradara dalam pementasan teater yang akan dipentaskan, kalau memungkinkan lebih baik dipilih atau ditentukan oleh kamu dan Guru. Jika tidak memungkinkan dan diragukan, lebih baik
menggunakan tenaga instruktur atau pelatih teater dari luar sekolah.
Panitia Inti
dan Staf Bidang Produksi
Panitia dalam
lingkup bidang produksi
disebut pula panitia
non artistik. Pengembangan bentuk kepanitiaannya sangat tergantung pada tujuan pementasan yang diharapkannya, apakah pementasan cukup di
sekolah atau harus di luar sekolah?
Semakin besar kegiatan
yang harus dilaksanakan semakin
besar tantangan yang dihadapi dan ditangani.
Panitia inti,
terdiri dari sekretaris dan bendahara. Staf
bidang produksi terdiri dari
bidang acara, sekretariat, dana usaha, publikasi, dokumentasi, perlengkapan, kesejahteraan, umum dan keamanan.
Penata
Artistik dan Crew Artistik
Panitia dalam lingkup bidang
artistik, terdiri dari orang-orang yang ahli
di bidangnya dan apabila kegiatan
di sekolah lebih baik dipadukan dengan mata pelajaran lain, yakni mata pelajaran seni
terpadu dan kerajinan. Pengembangan bentuk
kepanitiaannya sangat tergantung pada
situasi dan kondisi
apa yang dibutuhkan.
Pengerjaan artistik tidak harus dibeli
dengan harga mahal.
Inti artistik adalah pensiasatan apapun yang dapat dibentuk dan dibuat asal sesuai
dengan apa yang diarahkan Sutradara.
Para penata dan crew artistik dalam pementasan, terdiri dari: Stage Manager, Penata Tari, Penata Musik, Penata Panggung,
Penata Rias Busana, Penata Lampu, Penata Property, Pekerja
Panggung/Stage Crew.
a.
Tugas dan
Tanggung Jawab Panitia
Panitia pementasan telah tersusun dan
diputuskan secara musyawarah, selanjutnya perlu dilakukan sosialisasi dan pemahaman
tugas serta tanggungjawab yang harus dilakukan oleh masing-masing staf dan bidang di dalam kepanitiaan. Hal ini dilakukan agar panitia yang satu dengan
yang lainnya terjadi satu kesatuan; saling menghormati, saling mempercayai,
menjunjung azas kekeluargaan dan menghindari overlapping, artinya mengerjakan suatu
pekerjaan orang lain yang sebenarnya bukan tugas dan tanggungjawab dirinya. Sehingga
mendorong terjadinya bias dan ketidak jelasan tugas dan tanggungjawab dalam mekanisme kerja.
Pelindung
Pelindung
adalah seorang atau beberapa orang panitia diangkat sebagai pelindung atau
pengayom kegiatan pementasan, tugas dan tanggungjawab:
•
Bertugas melindungi atau mengayomi seluruh kegiatan pementasan, baik secara kedinasan atau pun pribadi, terutama
berkaitan dengan kepentingan
pembuatan surat rekomendasi dan izin kegiatan bagi para birokrat maupun orang tua
kamu yang terlibat di dalamnya.
•
Tanggungjawabnya, berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan masukan positif keselamatan pementasan.
Penasehat
Penasehat
adalah seorang atau beberapa orang
panitia yang diangkat sebagai penasehat kegiatan pementasan. Tugas dan tanggungjawab:
•
Bertugas
memberi masukan-masukan tentang hal-hal yang positif dan hal yang negatif,
terutama dalam hal proses produksi dan proses penciptaan teater di lapangan baik teknik maupun
non teknis.
•
Tanggungjawabnya berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi dan sutradara berkaitan dengan pementasan seni.
Penanggungjawab
Penanggungjawab
adalah seorang atau beberapa orang
panitia diangkat sebagaipenanggungjawab kegiatan pementasan, Tugas dan tanggungjawab:
•
Bertugas
menanggungjawabi seluruh kegiatan pementasan, baik secara teknis
maupun non teknis
dilapangan terutama berkaitan dengan kepentingan pemberdayaan organisasi sebagai bagian
dari kreativitas di sekolah.
•
Tanggungjawabnya berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan sutradara berkaitan
dengan hal- hal pertanggungjawaban seluruh
kegiatan pementasan.
Pembimbing
Pembimbing adalah seorang atau beberapa orang panitia diangkat sebagai pembimbing kegiatan pementasan, Tugas dan tanggungjawab.
•
Bertugas
membimbing dan membantu kegiatan pementasan, baik teknis maupun non teknis di
lapangan, terutama berkaitan dengan
memotivasi agar anak terdorong
kemampuannya dan berbuat
serta bersikap
penuh dengan kebebasan tanpa paksaan.
•
Tanggungjawabnya berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan
sutradara berkaitan dengan proses pembimbingan agar lebih
baik dan optimal.
Pimpinan
Produksi
Pimpinan produksi
adalah seorang panitia inti yang diangkat melalui
musyawarah sekolah dan komite sekolah dengan persetujuan dan dikukuhkan
melalui surat keputusan. Tugas dan tanggungjawab:
•
Bertugas
merencanakan, mengorganisir, menggerakan
dan melakukan kontrol
atau pengawasan terhadap kegiatan
yang tengah dan akan dilaksanakan guna tercapainya suatu tujuan
pementasan teater secara efektif dan efisien.
•
Berhak menegur
dan memberi saran serta peringatan kepada panitia apabila terjadi kekeliruan atau indisipliner kerja.
•
Berwenang untuk mengadakan evaluasi
kerja terhadap masing-masing bidang/
seksi dalam kepanitiaan.
•
Bertanggungjawab
pada pimpinan, anggota, dan diri sendiri, terutama
dalam hal pertanggungjawaban kegiatan pementasan serta termasuk di dalamnya
masalah kesejahteraan seluruh pendukung
pementasan.
Sekretaris
Sekretaris adalah
seorang panitia atau lebih yang
diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi
berdasarkan musyawarah. tugas dan tanggungjawab:
• Sekretaris bertugas
melakukan pencatatan, penghimpunan, inventarisir, pendataan,
penataan kegiatan dibidang administratif organisasi. Dalam pelaksanaannya
sekretaris dibantu oleh bidang sekretariat.
• Sekretarisberhakuntukmengajukankebutuhanperalatanadministrasi, guna kebutuhan sarana pendukung pelaksanaan kegiatan organisasi.
• Sekretaris berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi.
• Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
Bendahara
Bendahara adalah
seorang panitia atau lebih yang diangkat
dan diberhentikan oleh pimpinan produksi
berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:
•
Bendahara
adalah sebagai pemegang kekuasan keuangan dalam sebuah
organisasi atas persetujuan pimpinan produksi.
•
Bertugas merencanakan
dan melaksanakan pencarian sumber- sumber pendanaan (donor organisasi) atau pinjaman, guna memperlancar jalannya kegiatan
pementasan yang tengah
dan akan dilaksanakan.
•
Bertugas
melakukan pencatatan dan pendataan tentang pendapatan dan
pengeluaran keuangan panitia.
•
Bertugas
melaporkan seluruh keuangan dalam setiap kegiatan kepada panitia.
•
Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi.
• Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
Bidang Acara
Bidang
acara adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan
musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:
•
Bidang acara adalah
pemegang keseluruhan acara dalam sebuah
kepanitiaan atas persetujuan pimpinan
produksi.
•
Bertugas merencanakan,
menyusun dan melaksanakan seluruh rangkai acara pementasan
•
Bertugas melaporkan
seluruh acara dan rangkaian acara
kepada panitia dan pendukung acara.
•
Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi tentang kegiatan
bidang acara.
• Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
Bidang Sekretariat
Bidang sekretariat adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diber- hentikan oleh pimpinan produksi berdasar- kan musyawarah. Tugas dan tanggung jawab:
• Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan administrasi pementasan teater. Terutama membuat dan mengarsipkan surat-menyurat, mendesain dan membuat undangan, tiket, acara; menyusun dan membuat proposal serta membuat laporan pementasan teater.
Membantu bidang lain yang berkaitan dengan wewenang bidang sekretariat atau kegiatan pengetikan.
• Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada Sekretaris tentang bidang sekretariat.
• Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
Bidang Dana Usaha
Bidang dana usaha adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:
Bidang dana usaha adalah sebagai pemegang kekuasaan pencarian dana dalam sebuah kepanitiaan atas persetujuan pimpinan produksi dan bendahara • Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegia- tan penghimpunan dana dan barang atau produk acara pementasan teater. Terutama, penjaringan dana melalui penjualan tiket, sponsor, donator dan bentuk usaha lain yang dapat mendatangkan keuangan bagi terselengggaranya pementasan teater.• Bertugas melaporkan seluruh kegiatan pencarian dana dan barang atau produk kepada pimpinan produksi dan bendahara.
• Diminta atau tidak, berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada pimpinan produksi dan bendahara tentang bidang dana usaha.
• Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
Bidang Publikasi
Bidang publikasi adalah seorang panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:
• Bidang publikasi adalah sebagai pemegang kekuasaan dibidang publikasi dalam suatu panitia pementasan.
. Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan publikasi berupa informasi pementasan teater, melalui media: radio, televisi, media cetak, poster, spanduk, baligo atau pun selebaran/ flayer
Bertugas melaporkan seluruh kegiatan publikasi dan hal-hal yang terjadi selama
proses dan kegiatan
pementasan berakhir.
•
Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi
tentang lingkup bidang
publikasi.
•
Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
Bidang Dokumentasi
Bidang dokumentasi adalah seorang panitia
atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan
produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:
•
Bertugas merencanakan,
menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan dokumentasi pementasan teater, baik berupa photo, video maupun membantu pengarsipan sebagai
bahan laporan.
•
Bertugas melaporkan
seluruh kegiatan dokumentasi dan hal-hal yang
terjadi selama proses dan kegiatan
pementasan berakhir.
Sumber: Dok. penulis Gambar 15.6
Kameraman sebagai Panitia di Bidang Dokumentasi
•
Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi
tentang lingkup bidang
dokumentasi.
•
Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
Bidang
Sarana dan Perlengkapan
Bidang sarana
dan perlengkapan adalah seorang panitia
atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:
•
Bidang sarana
dan perlengkapan adalah
pemegang kekuasaan dibidang sarana dan perlengkapan dalam sebuah kepanitiaan.
•
Bertugas merencanakan,
menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan terkait sarana
dan perlengkapan yang dibutuhkan bagi kelancaran sebuah pementasan.
•
Bertugas melaporkan seluruh kegiatan sarana
dan perlengkapan dan hal-hal
yang terjadi selama
proses dan kegiatan
pementasan berakhir.
•
Berhak mengajukan usul, saran dan
pendapat kepada pimpinan produksi tentang
lingkup bidang sarana
dan perlengkapan.
• Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
Bidang
Transportasi
Bidang transportasi adalah seorang panitia
atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan
produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:
•
Bertugas merencanakan,
menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan
transportasi bagi artis dan pendukung pementasan serta pengangkutan barang.
•
Bertugas melaporkan seluruh kegiatan transportasi dan hal-hal yang terjadi selama
proses dan kegiatan pementasan berakhir.
•
Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi tentang lingkup
bidang transportasi.
•
Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
Bidang Kesejahteraan
Bidang kesejahteraan adalah seorang panitia
atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan
produksi berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:
•
Bidang kesejahteraan
adalah pemegang kekuasaan dibidang kesejahteraan dalam sebuah kepanitiaan.
•
Bertugas merencanakan,
menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan
kesejahteraan pendukung pementasan, meliputi: konsumsi, dan P3K.
•
Bertugas
melaporkan seluruh kegiatan kesejahteraan dan hal-hal yang terjadi
selama proses dan kegiatan pementasan berakhir.
•
Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi tentang lingkup
bidang kesejahteraan.
•
Bertanggungjawab kepada
pimpinan produksi.
Bidang Umum
Bidang umum adalah seorang
panitia atau lebih yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan produksi
berdasarkan musyawarah, Tugas dan tanggungjawab:
•
Bidang umum adalah pemegang
kekuasaan dibidang umum dalam
sebuah kepanitiaan.
•
Bertugas merencanakan,
menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan dibidang
umum sebagai tenaga
cadangan yang harus siap
membantu bidang lain yang membutuhkan,
terutama sebagai tenaga pelaksana di
lapangan.
•
Berhak mengajukan usul, saran dan pendapat kepada
pimpinan produksi tentang lingkup
bidang umum.
•
Bertanggungjawab kepada
pimpinan produksi.
Bidang
Keamanan
Bidang keamanan
adalah seorang panitia
atau lebih yang diangkat
dan diberhentikan oleh pimpinan produksi
berdasarkan musyawarah. Tugas dan tanggungjawab:
•
Bidang keamanan adalah pemegang kekuasaan dibidang keamanan dalam sebuah kepanitiaan.
•
Bertugas merencanakan,
menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan
keamanan penonton, jiwa dan barang pendukung
selama proses latihan dan pementasan berlangsung.
•
Bertugas melaporkan seluruh kegiatan keamanan
dan hal-hal yang terjadi selama
proses dan kegiatan pementasan berakhir.
•
Diminta atau tidak,
berhak mengajukan usul,
saran dan pendapat kepada pimpinan produksi tentang
lingkup bidang keamanan.
• Bertanggungjawab kepada pimpinan produksi.
a.
Menyusun Jadwal Produksi dan Pementasan
Jadwal produksi
atau jadwal kegiatan produksi
dan pementasan atau lebih populer
dengan istilah time schedule merupakan langkah berikutnya setelah kita menyusun panitia. Jadwal produksi berisi susunan materi program dan urutan waktu
dalam menyiapkan pementasan dari masing-
masing bidang, baik
kegiatan artistik maupun
non artistik. Jadwal
produksi didasarkan atas perhitungan efisensi waktu dan proses latihan
materi seni danproduksisertaefektivitaspementasanteaterdengancarapemberdayaan
sumber-sumber yang ada dan cenderung hemat
tetapi tidak mengurangi kualitas seni teater yang dihasilkan.
Time Schedule berfungsi memberi gambaran, dan penjelasan tentang rencana pementasan berdasarkan target
waktu, target tujuan,
target proses dan target hasil. Hal ini memudahkan seluruh panitia untuk
mengetahui, memahami dan melaksanakan agenda sesuai dengan
prosedur yang harus
Menyusun
jadwal kegiatan dalam pementasan teater tradisional hampir tidak ditemukan. Jadwal pada pementasan teater tradisional cenderung bersifat jadwal atau agenda pementasan yang telah disepakati antara penanggap pementasan dengan kelompok
pementasan teater tradisional. Hal ini pun, kadangkala berupa cacatan yang
tidak formal, seperti catatan harian yang dilakukan dengan
menggunakan sebuah buku tulis. Namun
tidak menutup
kemingkinan kelompok pementasan teater rakyat pun, ada
yang sudah menggunakan format daftar pesan
acara.
Pencatatan
daftar acara pementasan pada teater tradisional dilakukan untuk menghindari terjadinya bentrokan acara pementasan dalam waktu yang sama. Hal ini juga untuk keefektifan dan keefisienan sehingga kelompok pementasan teater tradisional mendapat kepercayaan yang tinggi dari para penanggapnya dan tidak rugi
secara financial karena
harus melakukan ganti rugi
akibat kekhilafan pencatatan jadwal pementasan.
a.
Menyusun Proposal Pementasan Teater
Akhir dari merancang pementasan teater adalah seorang
pimpinan produksi
mengimplementasikannya dalam bentuk proposal pementasan. Proposal dapat diartikan sebagai pengajuan kegiatan yang
akan dilaksanakan. Hal ini, berfungsi untuk pihak-pihak yang
memiliki legalitas dan
membutuhkan kegiatan kerjasama, terutama dalam hal lampiran: perijinan, kemitraan, donasi, dan publikasi.
Pembuatan proposal pementasan teater secara isi dapat dilakukan dengan strategis 5 W + 1H, yaitu What, lakon apa yang akan dipentaskan? Why, mengapa mementaskan lakon tersebut? Who, siapa yang akan memainkan dan yang menggarapnya? When, kapan akan dipentaskan? Where, dimana kita akan pentas atau pementasan? dan How, bagaimana cara melaksanakannya agar tercapai tujuan seni. Dengan demikian di dalam merealisasikan program dapat diajukan sejumlah pertanyaan seperti apa itu pementasan teater,
Demikian materi seni budaya tentang Merancang Pementasan Seni Teater semoga dapat memberi wawasan bagi pembacanya.
Sumber: Buku paket seni budaya kelas X SMA/MA/SMK/MAK Kementerian Pendididkan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2017