Sunday, January 24, 2021

Menentukan Informasi yang Dibaca untuk Dikembangkan Menjadi Proposal

 

Menentukan Informasi yang Dibaca untuk Dikembangkan Menjadi Proposal


Kegiatan 1

Menemukan Informasi yang Dibaca untuk Dikembangkan Menjadi Proposal

Struktur penulisan proposal dapat bermacam-macam. Hal ini ber- gantung pada jenis kegiatan yang diusulkannya. Dalam beberapa aspek, proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan proposal kegiatan kemasyarakatan. Namun, secara umum berikut bagian-bagian yang sebaiknya ada di dalam proposal tersebut.

1. Latar Belakang

Dalam bagian ini dikemukakan tentang kejadian, keadaan, atau hal yang melakarbelakangi pentingnya dilaksanakan suatu penelitian. Apabila kegiatan yang diusulkan itu berupa kegiatan kesehatan penduduk desa, yang kita kemukakan dalam latar belakang adalah tentang berjangkitnya penyakit menular dan sebagainya.

2. Masalah dan Tujuan

Secara rinci dan spesifik kita perlu menyebutkan masalah dan tujuan-tujuan kegiatan. Rumuskanlah tujuan-tujuan itu dengan rasional dan persuasif sehingga yang membacanya tertarik pada tujuan-tujuan tersebut.

3. Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan yang diusulkan harus dijelaskan batas-batasnya. Membatasi ruang lingkup persoalan kegiatan, sekurang-kurangnya memberikan dua manfaat. Dapat lebih terlihat oleh pengusul duduk persoalan dari kegiatan yang akan dilakukannya. Bagi penerima usul, suatu deskripsi yang konkret dan jelas akan lebih mudah pula dilihat kebaikan dan kelemahannya. Baik pengusul maupun perima usul, masing-masing akan menguji masalah itu dari ruang lingkup itu dengan bahan-bahan literatur yang ada.

4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis

Dalam hal ini dikemukakan telaah terhadap teori atau hasil- hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang dirumuskan. Telaah itu bisa berupa perbandingan, pengontrasan, dan peletakan teori-teori itu pada masalah yang akan diteliti. Teori-teori itu merupakan dasar argumentasi bagi pengusul dalam meneliti persoalan- persoalannya sehingga diperoleh jawaban yang dapat diandalkan.

Dari teori-teori yang dikemukakan itu, penerima usul bisa memahami bobot usulan itu di samping dapat mengetahui pula penguasaan pengusul terhadap kegiatan yang diusulkannya.

5. Metode

Pada bagian ini, dikemukakan metode kegiatan yang akan dilaksanakan, termasuk teknik-teknik pengumpulan data. Dalam hubungan ini dapat disebutkan metode historis, deskriptif, ataupun eksperimental. Sementara itu, dalam hal teknik pengumpulan data dapat disebutkan teknik angket (kuesioner), wawancara, observasi, studi pustaka, atau tes. Dalam bagian ini harus juga dikemukakan rencana pengolahan data yang diperlukan.

Melalui metode-metode yang digunakan, kegiatan yang direncanakan itu dapat dinilai oleh penerima usul, yakni apakah rencana itu akan diperoleh hasil yang memuaskan atau tidak. Semakin komprehensif, metode yang diusulkan, penerima usul akan semakin yakin akan rencana kegiatan itu. Melalui gambaran metode itu, dapat dinilai pula olehnya jumlah biaya yang perlu dikeluarkan.

6. Pelaksana Kegiatan

Salah satu faktor yang turut diperhitungkan oleh penerima proposal adalah susunan personalia dari badan yang menyampaikan proposal tersebut. Sebab itu, tuliskanlah personalia yang dapat diandalkan untuk mengerjakan pekerjaan yang diusulkan itu. Bila perlu daftar personalia atau pelaksana kegiatan tersebut dilengkapi dengan pendidikan dan keahlian mereka. Apabila kegiatan itu berupa pengecatan jalan desa, tentunya yang dikemukakan adalah susunan kepanitiannya termasuk pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan itu.

Dalam proposal penelitian untuk penulisan skripsi, tesis, atau disertasi, pelaksana kegiatan tidak perlu dikemukakan karena sudah jelas, yakni mahasiswa itu sendiri.

7. Fasilitas

Untuk mengerjakan suatu pekerjaan diperlukan pula fasilitas- fasilitas tertentu. Di pihak lain, fasilitas-fasilitas yang ada itu akan lebih menekankan biaya sehingga kalkulasi biaya yang disodorkan akan menjadi lebih murah daripada kalau harus menyewa dari pihak-pihak lain.

Pengusul perlu menggambarkan bermacam-macam fasilitas yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meyakinkan lagi penerima usul bahwa tawaran penulis memang benar-benar serius dan penulis sanggup mengerjakannya dengan baik.

8. Keuntungan dan Kerugian

Tentu lebih meyakinkan lagi jika dikemukakan juga keuntungan- keuntungan yang akan diperoleh dari pekerjaan itu. Hal ini bukan sesuatu yang berlebihan, tetapi untuk meyakinkan penerima usul bahwa biaya yang akan dikeluarkan tidak akan sia-sia dengan yang akan diperoleh. Keuntungan yang diperoleh dapat bersifat keuntungan yang memang langsung diharapkan, keuntungan sampingan, penghematan, dan sebagainya.

Akan lebih simpatik lagi apabila pengusul menyampaikan juga kerugian atau hambatan-hambatan yang akan dihadapi kelak. Sering kali orang takut mengemukakan keburukan atau kekurangan sesuatu yang ditawarkan, takut kalau tawaran atau usulnya tidak diterima. Dalam jangka panjang hal ini sebenarnya akan menguntungkan pihak pengusul itu sendiri. Badan yang akan memberi pekerjaan akan lebih percaya akan kejujuran pengusul yang dalam melaksanakan pekerjaan itu.

9. Lama Waktu

Dalam proposal harus dijelaskan lama waktu pekerjaan itu akan diselesaikan. Bila pekerjaan itu terdiri atas tahap-tahap pekerjaan, maka tahap-tahap itu perlu diberikan dengan perincian waktu penyelesaian masing-masing.

10. Pembiayaan

Biaya merupakan salah satu topik yang juga sangat diperhatikan penerima usul. Namun, bagi badan penerima usul yang baik reputasinya, kualitas pekerjaan merupakan hal yang lebih diutamakan. Bagaimanapun juga, perincian biaya harus benar-benar digarap dalam proposal ini sehingga dapat meyakinkan penerima usul.

Yang lebih diinginkan agar semua pos pembiayaan diberikan perincian tersendiri. Perincian itu dapat dibagi untuk upah, alat perlengkapan, belanja barang, biaya umum, dan sebagainya.


Untuk lebih jelasnya, perhatikan sistematika proposal berikut!


1. Latar Belakang

2. Masalah dan Tujuan

a. Masalah

b. Tujuan

3. Ruang Lingkup Kegiatan

a. Objek

b. Jenis-Jenis kegiatan

4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis

a. Kerangka teoretis

b. Hipotesis

5. Metode

6. Pelaksana Kegiatan

a. Penanggung jawab

b. Susunan personalia

7. Fasilitas yang Tersedia

a. Sarana

b. Peralatan

8. Keuntungan dan Kerugian

a. Keuntungan-Keuntungan

b. Kemungkinan kerugian

9. Lama Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Waktu

b. Tempat

10. Anggaran Biaya

11. Daftar Pustaka

12. Lampiran-Lampiran

Sistematika tersebut dalam beberapa hal memiliki perbedaan apabila proposal tersebut ditujukan untuk suatu penelitian. Sistematika penulisan proposal penelitian adalah sebagai berikut.

1. Latar Belakang Masalah

2. Perumusan Masalah

3. Tujuan Penelitian

4. Manfaat Penelitian

5. Landasan Teori

6. Metode Penelitian

7. Kerangka Penulisan Laporan

Sistematika proposal bersifat fleksibel, bergantung pada jenis kegiatan yang akan dilaksanakan serta lembaga yang hendak dituju. Biasanya setiap lembaga memiliki sistematika proposal yang relatif berbeda-beda. Oleh karena itu, pengusul hendaknya memperhatikan sistematika yang dikehendaki pihak penerima usul.

B. Melengkapi Informasi dalam Proposal secara Lisan

Mengidentifikasi Isi Proposal dari Informasi yang Dibaca

Dari proposal-proposal yang pernah kita baca, tentu kita memperoleh banyak manfaat. Selain penambahan ilmu pengetahuan berkaitan dengan masalah yang dikemukakan dalam teks itu, kita pun menjadi tahu tentang prosedur pelaksanaan suatu kegiatan termasuk arti pentingnya kegiatan itu. Misalnya, dari proposal tentang “pelatihan membaca dan menulis” di atas kita menjadi mengetahui manfaat membaca dan menulis dan prosedur pelatihannya. Dengan demikian, kita menjadi paham tentang pentingnya kegiatan tersebut apabila diterapkan di sekolah masing-masing.

Dengan membaca proposal, kita pun didorong untuk lebih kreatif dalam mencari berbagai terobosan kegiatan yang bermanfaat, baik bagi kita sendiri maupun orang lain. Proposal-proposal yang kita baca memberikan inspirasi tentang banyaknya kegiatan yang dapat kita lakukan dan dapat pula kita kerja samakan penyelesaiannya dengan pihak lain.

Untuk sampai pada pemerolehan pengetahuan, pemahaman, dan sikap- sikap itu, kita perlu memahami maksud teks secara lebih baik. Kita harus memahami makna kata, kalimat, dan keseluruhan teksnya. Seperti yang kita maklumi bahwa di dalam proposal banyak kata teknis yang memiliki arti khusus. Dari teks proposal yang sudah dibaca, kita perlu mengetahui terlebih dahulu makna dari kata-kata tersebut.


TUGAS :

1. Bacalah sebuah proposal penelitian ataupun proposal kegiatan-kegiatan lainnya

2. Catatlah kebermanfaatan yang kamu peroleh serta inspirasi yang dapat kamu kembangkan setelah membaca proposal tersebut.

Judul proposal : .....

Aku Menjadi Tahu tentang

....

Aku pun akan Merencakan

.......

 

 


3. Presentasikanlah laporan hasil diskusi kelompokmu itu. Mintalah kelompok lain untuk memberikan penilaian/tanggapan-tanggapannya.

Kegiatan 2

Menyajikan Proposal Hasil Diskusi

Kita sudah mengetahui bahwa struktur proposal terdiri atas bagian- bagian berikut

1.       Latar Belakang

2.       Masalah dan Tujuan

a.   Masalah

b.   Tujuan

3.       Ruang Lingkup Kegiatan

a.   Objek

b.   Jenis-jenis kegiatan

4.       Kerangka Teoretis dan Hipotesis

a.   Kerangka teoretis

b.   Hipotesis

5.       Metode

6.       Pelaksana Kegiatan

a.  Penanggung jawab

b.   Susunan personalia

7.               Fasilitas yang Tersedia

a.   Sarana

b.   Peralatan

8.       Keuntungan dan Kerugian

a.   Keuntungan-keuntungan

b.   Kemungkinan kerugian

9.       Lama Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a.   Waktu

b.   Tempat

10.    Anggaran Biaya

11.    Daftar Pustaka

12.    Lampiran-Lampiran

Sementara itu, kebahasaan yang menandai proposal adalah banyaknya menggunakan fitur-fitur berikut.
1. Pernyataan argumentatif
2. Pernyataan persuasif
3. Kata-kata teknis
4. Kata kerja tindakan
5. Kata pendefinisian
6. Kata perincian
7. Kata keakanan

    Struktur dan kaidah itulah yang menjadi pedoman kita ketika mendiskusikan kelengkapan dan ketepatan suatu proposal. Selain itu, diskusi tentang suatu teks proposal ataupun teks-teks lainnya dapat pula berkenaan dengan kaidah-kaidah kebahasaan lainnya, seperti keefektifan kalimat, ketepatan pemilihan kata, serta kebakuan ejaan dan tanda bacanya.



Sumber :


Bahasa Indonesia/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

vi, 306 hlm. : ilus. ; 25 cm.


DAFTAR HADIR PEMBELAJARAN MATERI BAHASA INDONESIA KELAS X XI XII SMK

DAFTAR HADIR PEMBELAJARAN MATERI BAHASA INDONESIA KELAS X XI XII SMK

SMK BANDUNG BARAT 2 CIHAMPELAS

Pertemuan ke 3 Semester Genap


Assalamualaikum, selamat pagi semuanya, semoga ada dalam keadaan sehat. untuk memulai pembelajaran sebaiknya kita berdoa .

Tetap jaga kondisi, terapkan protokol kesehatan, terapkan 3 M.




Silakan untuk daftar hadir kalian klik linkhttps://forms.gle/k1Z73AtFb3huG5Jm8


Merumuskan Ciri Negosiasi

Merumuskan Ciri Negosiasi

    Untuk mengetahui apakah sebuah teks termasuk ke dalam negosiasi atau bukan, kamu harus mengetahui batasan teks negosiasi. Sekarang, kamu akan belajar mengenali teks yang termasuk teks negosiasi. 

Teks 3

 

Terima Kasih Bu Mia

    Kamis pagi usai pelajaran olah raga, Bu Mia, guru Kimia masuk kelas X MIPA tepat waktu. Tak seperti biasanya, hari itu anak-anak belum selesai berganti pakaian. Penyebabnya, mereka baru saja mengikuti ujian lari mengelilingi stadion.

    Sebenarnya hari itu Bu Mia akan memberikan ulangan. Beberapa siswa yang napasnya masih memburu dan keringatnya bercucuran, mengajukan usul pada Dani.

“Dan ... minta Bu Mia menunda ulangan dong. Capek nih,” kata Ali. “Waduuuh aku gak berani,” jawab Dani. “Lia saja suruh bilang. Dia kan

ketua kelas, ” sambung Dani.

“Baiklah, aku akan mencoba merayu Bu Mia. Doakan berhasil,” kata Lia. “Beres. Kamu kan ketua kelas.”

Dengan santun, Lia menghadap Bu Lia yang wajahnya tampak kaku melihat murid-muridnya belum juga siap mengikuti pelajaran.

“Maaf, Bu. Boleh Lia berbicara sebentar?” tanya Lia sambil duduk. “Iya. Ada apa?”

“Begini, Bu, saya mewakili teman-teman, Lia minta maaf karena teman- teman belum selesai ganti baju. “

“Biasanya kan tidak terlambat seperti ini?” tanya Bu Mia.

“Iya, Bu. Sekali lagi maafhan, kami. Kami kelelahan, Bu. Tadi baru saja ujian lari mengelilingi stadion 2 kali.”

“Oh ... kenapa tidak bilang tadi? Kalian sudah minum?” suara Bu Mia berubah ramah setelah tahu penyebab Lia dan kawan-kawannya terlambat ganti baju.

“Belum sempat, Bu. Kami takut ketinggalan ulangan,” jawab Lia tetap dengan sopan. “Kalau boleh, kami minta waktu sepuluh menit untuk minum dan ganti baju, Bu. Biar badan kami segar.”

“Ya sudah, kalian istirahat 15 menit. Ulangannya minggu depan saja. Nanti kita latihan soal saja,” jawab Bu Lia mengagetkan Mia dan teman-teman.

“Makasih, Bu,” kata Lia.

“Eit ... tapi ingat. Kalian harus tertib. Tidak boleh gaduh dan mengganggu kelas lain. Dan masuk kelas lagi tepat pukul 09.00 WIB.”

“Iya, Bu. Makasih.”

Teman-teman Lia yang sejak tadi ikut menyimak pembicaraan Lia dan Bu Mia bertepuk tangan gembira mendengar keputusan Bu Mia.

Pertanyaan-pertanyaan tentang isi teks.

1. Apa yang disampaikan Lia kepada Bu Mia?

2. Bagaimana cara Lia meyakinkan Bu Mia?

3. Bagaimana tanggapan Bu Mia atas permintaan Lia?

4. Apakah Bu Lia mengabulkan permintaan Lia?

5. Adakah syarat yang ditetapkan Bu Mia?


TUGAS 1 :

    Selanjutnya bacalah kembali teks negosiasi antara pedagang dan pembeli serta teks Terima Kasih Bu Mia. Analisislah apakah kesepakatan yang dicapai memenuhi persyaratan-persyaratan berikut:

1. dilakukan dengan santun;

2. tidak ada tekanan atau paksaan;

3. saling menguntungkan;

4. kesepakatannya bersifat praktis, bisa diterapkan.


B. Menjelaskan Pengajuan, Penawaran, dan Persetujuan dalam Teks Negosiasi

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1. menganalisis faktor penentu keberhasilan negosiasi;

2. menggunakan alasan yang tepat untuk melakukan pengajuan dan penawaran dalam negosiasi;

3. menjelaskan pola-pola penyajian teks negosiasi.


Inti dari negosiasi adalah sebuah komunikasi yang dipergunakan  ketika ada perbedaan kebutuhan/kepentingan yang mengakibatkan sebuah pertentangan. Pertentangan tersebut akan diselesaikan dan dipecahkan dengan sebuah perundingan (negosiasi) sehingga kedua belah pihak dapat merasa diuntungkan.

KEGIATAN 1

Menganalisis Faktor Penentu Keberhasilan Negosiasi

Sebuah permasalahan akan dengan mudah terselesaikan jika masing- masing pihak memberikan penawaran yang menjadi solusi terbaik dalam sebuah perundingan.

Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan sebuah negosiasi antara lain sebagai berikut.

1. Kesediaan semua untuk berkompromi dengan pihak lain.

2. Tidak ada pihak yang dirugikan.

3. Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis, dapat dilakukan.

4. Alasan yang disertakan mampu memengaruhi pihak lain.


Faktor-faktor tersebut dapat muncul semua dalam proses  negosiasi atau hanya muncul beberapa saja. Sekarang marilah kita analisis teks dialog antara Ayah dan anak berikut ini. Analisislah faktor-faktor penyebabnya. Ayah : “Nak, ke sini. Ayah mau bicara.”

Anak  : “Ada apa, Yah?”

Ayah  : “Apa rencanamu ke depan setelah lulus SMP, Nak?” Anak  : “Oh, aku ingin masuk sekolah kejuruan, Yah.”

Ayah  : “Kejuruan? Gak salah Nak? Kenapa gak ke SMA saja? Nanti kamu bisa kuliah dengan pilihan yang terbaik.”

Anak  : “Aku ingin segera mengembangkan bakat mekanikku, Yah.

Lagian setelah tamat SMK kan bisa kuliah juga.”

Ayah : “Iya, tapi nanti kamu akan kesulitan kalau mau kuliah karena jurusannya terbatas dan kemampuan akademiknya juga kurang siap. Jadi, Ayah sarankan ke SMA saja, ya!”

Anak : “Waduh, Ayah gimana sih. Emangnya Ayah yang mau sekolah? Lagian kalo nanti gak kuliah, aku langsung bisa kerja di perusahaan otomotif.”

Ayah : “Masa, zaman sekarang tidak kuliah? Apa kata orang?”

Anak  : “Ayah tenang saja, semuanya sudah aku pikirkan. Ayah doakan saja biar aku mudah meraih cita-cita.”

Ayah  : “Ya, sudahlah kalau itu mau kamu, tapi nanti malam kamu pikirkan lagi, ya.”

Anak  : “Iya, yah.”

Faktor yang menentukan tercapainya kesepakatan dalam negosiasi di atas adalah sebagai berikut.

Faktor Penyebab Keberhasilan Negosiasi

Bukti Kutipan

Alasan yang disampaikan mampu meyakinkan Ayah bahwa pilihan si anak tepat.

“Aku ingin segera mengembangkan bakat mekanikku, Yah. Lagian setelah tamat SMK kan bisa kuliah juga.”

Tidak memaksa pihak lain.

Ayah: “Iya, tapi nanti kamu akan kesulitan kalau mau kuliah karena jurusannya terbatas dan kemampuan akademiknya juga kurang siap. Jadi, Ayah sarankan ke SMA saja, ya!”

Kesediaan partisipan untuk berkompromi, menerima perbedaan pendapat.

“Ya, sudahlah kalau itu mau kamu, tapi nanti malam kamu pikirkan lagi, ya.”


       TUGAS 2

Sekarang, cobalah berlatih menyertakan alasan yang tepat untuk menyampaikan pengajuan atau penawaran berikut ini.

Pengajuan  
Alasan    

Minta izin menginap di rumah teman.

 

Menawar harga sewa gedung untuk kegiatan OSIS.

 

 

Menuntut Kepala Desa untuk memberikan izin penggunaan balai RW untuk kegiatan karang taruna satu hari dalam seminggu.

 

 

 

 

Mengajukan penawaran/ permintaan kepada sekolah terkait larangan membawa sepeda motor ke sekolah.

 

 

Mengajukan penawaran kepada ketua RT tentang larangan penggunaan balai RW melebihi jam 21.00 WIB.

 

 

 

 

Larangan (orangtua) kepada anaknya untuk mengakses internet pada hari-hari sekolah.

 

 




Sumber : Buku Paket Bahasa Indonesia 

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Bahasa Indonesia / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

vi, 290 hlm. : ilus. ; 25 cm.

 

Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X

ISBN 978-602-427-098-8 (jilid lengkap) ISBN 978-602-427-099-5 (jilid 1)